Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC to close

Geliat Pecinta Motor Trail Tua di Trenggalek, Bersilaturahmi Lewat Ngetrail Bareng

Pecinta motor trail tua di Trenggalek menunjukan eksistensinya. Hal itu ditunjukan dengan event Bakti Sosial dan Camping Ceria di Bumi Perkemahan Ngegong, Desa Jatiprahu, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Trenggalek.

Acara itu berlangsung dari kemarin Sabtu hingga Minggu, (28 - 29/10/2023). Selama dua hari, ada berbagai rangkaian acara seperti bakti sosial, ramah tamah, live musik, senam, dan trabas fun trip.Event itu mengusung tema "Budal Mumet, Mulih Soyo Mumet". Atau jika diartikan ke Bahasa Indonesia "Berangkat Pusing, Pulang Tambah Pusing".Rahmad Ashari, ketua panitia, mengungkapkan tema itu adalah bentuk slengekan (sikap seenaknya sendiri). Sebab, sudah menjadi kebiasaan tiap event trail tua dikemas dalam bentuk agak nyeleneh dan berbeda dari acara-acara pada umumnya.Lanjutnya, berlangsungnya acara ini untuk menjaga silaturahmi antara pecinta motor trail tua. Kendati, tak semua yang datang harus membawa motor trail tua."Lebih mengutamakan silaturahmi, ngetrail-nya hanya untuk melengkapi saja," ujar Rahmad.[caption id="attachment_47030" align=alignnone width=1080] Para peserta berdatangan di tempat event/Foto: Beni Kusuma (Kabar Trenggalek)[/caption]Lebih lanjut, Rahmad mengungkapkan event ini diadakan oleh kolaborasi dua komunitas. Yakni Sumpah Trail Tua (STT) Familia dan Trenggalek Vintage Enduro (TVE)."Untuk target peserta kurang lebih 500-an. Untuk tempatnya dari macam-macam, seperti Majalengka, Pacitan, Jogja, Surabaya, Kediri, Jakarta, dan lain-lain," ujar Rahmad.Lanjutnya, acara trail tua seperti di Trenggalek ini memilih tempat-tempat wisata atau yang memiliki potensi wisata. Sehingga, pemilihan di Bumi Perkemahan Ngegong supaya meningkatkan eksistensi tempat itu."Bumi Perkemahan Ngegong ini potensinya bagus, bisa dijadikan tempat wisata sebenarnya. Perlu dibenahi lah. Terutama ada tempat untuk kemah dan ngetrail," ungkapnya.Ia juga mengungkapkan antusiasme pecinta trail tua di Trenggalek dan tempat lain begitu tinggi. Ada semangat untuk melestarikan trail tua di Indonesia agar tidak punah.Rahmad dan kawan-kawannya beberapa kali kesulitan mencari sparepart kendaraan. Karena sudah tidak dijual umum di pasaran dan untuk mencarinya lewat komunitas.Namun ia bersyukur, dengan cara seperti itu bisa menambah jejaring dan meningkatkan rasa persaudaraan antara pecinta trail tua. Serta mengembangkan komunitas."Puasnya memiliki kendaraan yang sudah lama, hampir punah, tapi kita mampu merawatnya. Jadi kepuasannya ada di situ," ujar Rahmad."Harapannya semoga dunia otomotif di Trenggalek bisa lebih maju lagi dan berkembang dengan baik," tandasnya.

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang wajib diisi ditandai dengan *