Warga Kelurahan Ngantru membopong kepala kerbau untuk dilarung/Foto: Kabar Trenggalek[/caption]Mochamad Nur Arifin, Bupati Trenggalek mengatakan bahwa larung kepala kerbau di dam bagong tersebut adalah wujud rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa."Sebagai bentuk sedekah petani, dan yang paling inti adalah mengingat sejarah perjuangan Ki Ageng Menak Sopal yang sudah membangun dam bagong sehingga bisa mengairi di beberapa kecamatan trenggalek," jelas Arifin.Disinyalir, kepala kerbau yang dilarung di dam bagong tersebut adalah pengganti kepala gajah putih, konon dalam cerita dulunya digunakan dalam sesaji proses pembangunan dam bagong.Dalam cerita, pembangunan dam bagong pada zaman Ki Ageng Menak Sopal memiliki beberapa hambatan. Namun pada akhirnya sang guru menyarankan untuk memberikan sesaji berupa kepala gajah putih.[caption id="attachment_14639" align=aligncenter width=1600]
Warga Kelurahan Ngantru berebut larungan kepala kerbau/Foto: Kabar Trenggalek[/caption]"Yang menarik adalah masyarakat berebut larungan kepala kerbau, ini menjadi daya tarik sendiri sebagai atraksi wisata," ujar Arifin.Sementara itu Fajar Pratama warga yang mendapatkan kepala kerbau dirinya rutin setiap tahunnya ikut rebutan larungan kepala kerbau dan sudah sebanyak 4 kali dirinya mendapatkan kepala kerbau."Sudah empat kali, potongan kepala kerbau ini akan kami masak bersama teman-teman saya," ucap Fajar.Kawan Pembaca, Terimakasih telah membaca berita kami. Dukung Kabar Trenggalek agar tetap independen.
Kabar Trenggalek - Trenggalekpedia














