Wisata Jeglongan Sewu Trenggalek, Kritik Masyarakat atas Lambatnya Pemerintah Memperbaiki Jalan Rusak
Masyarakat di Kabupaten Trenggalek memiliki cara unik dalam mengkritik pemerintah. Seperti banner bertuliskan "Selamat Datang di Kawasan Wisata Jeglongan Sewu" di Desa Gamping, Kecamatan Suruh, Kabupaten Trenggalek, Selasa (26/03/2024).Banner Wisata Jeglongan Sewu Trenggalek itu dibuat karena masyarakat resah dengan lambatnya kinerja Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Trenggalek dalam memperbaiki jalan rusak. Salah satunya di Desa Gamping, banyak ditemukan jalan rusak dan berlubang sepanjang Kecamatan Suruh hingga Kecamatan Pule."Seluruh jalan utama di Desa Gamping rusak. Dari Kecamatan Suruh sampai batas ke Kecamatan Pule. Yang jelas kalau masyarakat Gamping kena dampak semua dari kerusakan jalan itu. Soalnya kan jalan akses utama itu," ujar Danang Yulianto (34), warga Dusun Sumberejo, Desa Gamping.Berdasarkan pantauan Kabar Trenggalek, Senin (25/03/2024), lokasi Banner Wisata Jeglongan Sewu dapat ditemui setelah masuk Desa Gamping. Saat tiba di SDN 1 Gamping, lalu naik terus ke atas, setiap pengendara disambut dengan banner kritik tersebut.[caption id="attachment_71127" align=aligncenter width=1280] Pengendara motor dan truk melintasi jalan rusak di Desa Gamping, Kecamatan Suruh, Kabupaten Trenggalek/Foto: Wahyu AO[/caption]Perlu diketahui, istilah Jeglongan Sewu diambil dari bahasa Jawa yang artinya "Lubang Seribu". Istilah itu sebagai representasi sekaligus kritik terhadap banyaknya jalan rusak dan berlubang.Setiap pengendara yang melintasi jalan di Desa Gamping menuju Kecamatan Pule, akan menemui berbagai spot jalan rusak dan berlubang. Tak jarang, pengendara truk ataupun truk harus melintasi sisi kanan untuk menghindari lubang besar di tengah jalan.Sementara itu, pengendara motor harus memelankan laju kendaraannya saat melintasi jalan rusak. Hal itu perlu dilakukan supaya terhindar dari kecelakaan maupun kerusakan pada motor.Danang menyampaikan, dampak dari jalan rusak tersebut membuat masyarakat Desa Gamping maupun wilayah lainnya tidak bisa menjalankan roda perekonomian dengan lancar.[caption id="attachment_71126" align=aligncenter width=1280] Pengendara mobil melintasi jalan rusak di Desa Gamping, Kecamatan Suruh, Kabupaten Trenggalek/Foto: Wahyu AO[/caption]"Kalau angkutan kayak truk membawa pasir sulit, susah untuk akses perekonomian. Jelas dampaknya besar karena jalan utama," ucap Danang.Banner Wisata Jeglongan Sewu juga menjadi bentuk kritik, karena upaya pemerintah dalam memperbaiki jalan tidak maksimal. Danang mengungkapkan, pemerintah pernah memperbaiki jalan pada tahun 2023. Akan tetapi, perbaikan jalan itu tidak menyeluruh."Percuma kalau diperbaiki jalannya, tapi tidak digeser dan dikuati sekalian, jalan tetap rusak seperti itu. Pertengahan tahun 2023, perbaikan jalan dari pemerintah kurang maksimal karena tidak menyeluruh," ungkapnya.Masyarakat semakin resah atas kinerja pemerintah dalam memperbaiki jalan rusak. Apalagi, kondisi jalan rusak itu diperparah saat musim hujan. Air hujan mengalir ke lubang-lubang jalan. Lalu, air hujan itu mengalir ke rumah-rumah masyarakat.[caption id="attachment_71123" align=aligncenter width=1280] Pengendara motor melintasi jalan rusak di Desa Gamping, Kecamatan Suruh, Kabupaten Trenggalek/Foto: Wahyu AO (Kabar Trenggalek)[/caption]"Kalau rendeng, mesti rusak jalannya, ambles. Sampai ketika hujan, jalan kemasukan air, jalannya sampai membentuk sungai-sungai, airnya mengalir ke rumah. Parah pol," kata Danang.Pemkab Trenggalek menjanjikan perbaikan jalan di Trenggalek dianggarkan sebesar Rp400 miliar. Sedangkan untuk perbaikan jalan di Desa Gamping dianggarkan Rp11 miliar. Oleh karena itu, Danang menagih janji pemerintah tersebut."Harapan warga, secepatnya [jalan] dibangun. Kabarnya bulan ini sudah mau dikerjakan," ujar Danang.Danang menyampaikan, kalau Pemkab Trenggalek tidak memperbaiki jalan hingga akhir Maret 2024, warga Desa Gamping akan terus menagih janji. Mereka akan mengejar janji perbaikan jalan tersebut hingga benar-benar dijalankan.[caption id="attachment_71124" align=aligncenter width=1280] Pengendara motor dan pickup melintasi jalan rusak di Desa Gamping, Kecamatan Suruh, Kabupaten Trenggalek/Foto: Wahyu AO (Kabar Trenggalek)[/caption]"Kami sebagai warga terus mengawal kabar yang sudah ada, karena sudah mau dikerjakan. Kalau sampai enggak dikerjakan, kami kejar terus, kami tanya," terangnya.Apalagi, kata Danang, warga Desa Gamping sudah menunggu dan bersabar untuk mendapatkan perbaikan jalan sejak pandemi Covid-19. Selain itu, warga sering mendapat kabar perbaikan jalan, tapi hingga kini tak kunjung ada kerja nyata dari pemerintah."Kalau kami tidak bersama-sama bersuara terus, kapan lagi mau didengarkan? Sebenarnya sebagai warga sudah berusaha untuk bersabar, sudah lama sekali bersabarnya," tandas Danang
Kabar Trenggalek Hadir di WhatsApp Channel Follow