Wisata Edukasi Berbasis Reog Ponorogo: Upaya Mengangkat Potensi Desa
Tim Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) Universitas Muhammadiyah Ponorogo (Umpo) menggandeng Pemerintah Desa (Pemdes) Ngrupit, Kecamatan Jenangan, untuk menggelar Grand Opening Wisata Edukasi Berbasis Reog Ponorogo.Grand Opening ini rencananya akan diselenggarakan pada 11 November 2023 mendatang. Bertempat di Balai Desa Ngrupit, akan ada pementasan teater harmoni sosial Reog Ponorogo bertajuk "Nglumpukake Balung Pisah".Kegiatan tersebut merupakan puncak dari rangkaian program Tim PPK Ormawa Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Teater Yakuza dan Mathematics Community Research (MCR) Umpo dengan menggandeng Pemdes Ngrupit.Sebelumnya, telah diselenggarakan pula rangkaian program seperti kegiatan Pelatihan Tata Kelola Usaha Wisata kepada elemen masyarakat Desa Ngrupit. Selain itu, Tim PPK Ormawa Umpo bersama Pemdes Ngrupit juga telah membentuk Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Ngrupit.Rangkaian program tersebut dilakukan dalam rangka menjadikan Desa Ngrupit sebagai desa edu-wisata berbasis seni Reog Ponorogo. Nanda Bayu Aji Argananta, Ketua UKM Teater Yakuza Umpo periode 2022/2023 menjelaskan bahwa ini adalah salah satu langkah peningkatan kesadaran masyarakat."Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap potensi wisata yang ada di Desa Ngrupit, serta kemandirian Kelompok Sadar Wisata [Pokdarwis] dalam menyelenggarakan event yang akan datang," ujar Nanda Bayu saat dikonfirmasi Kabar Trenggalek, Selasa (07/11/2023).Tim PPK Ormawa Umpo melihat Desa Ngrupit memiliki potensi untuk menjadi desa edu-wisata dikarenakan adanya peternakan burung merak milik warga dan paguyuban Reog Singo Djoyo. Selain itu, Nanda Bayu juga menambahkan bahwa program Desa Ngrupit edu-wisata merupakan solusi atas minimnya edukasi budaya Ponorogo, yaitu Reog."Edukasi terkait Reog sebagai bentuk pelestarian budaya lokal masih sangat terbatas. Desa [edu] wisata berbasis Reog Ponorogo dapat menjadi pusat pendidikan budaya bagi masyarakat dan pengunjung, memberikan wawasan tentang sejarah dan tradisi seni Reog," terang Nanda Bayu.Namun, dalam upaya realisasi program Desa Ngrupit Edu-wisata, Nanda Bayu mengaku pihaknya memui beberapa kendala. Di antara kendala yang pihaknya temui ialah terbatasnya kapasitas dari beberapa elemen masyarakat."Masyarakat masih awam dengan istilah wisata edukasi sehingga diperlukan waktu bertahap karena sejauh ini istilah wisata bagi masyarakat merujuk pada tempat wisata saja. Terwujudnya Desa Ngrupit sebagai desa wisata edukasi berbasis Reog Ponorogo, [harapannya] masyarakat memiliki soft skills dalam hal pengelolaan wisata maupun branding marketing sehingga dapat digunakan untuk pemberdayaan sumber daya secara berkelanjutan," jelas Nanda Bayu.Kendati demikian, upaya realisasi program Desa Ngrupit Edu-wisata tetap diupayakan. Melalui koordinasi dan kolaborasi dengan pemerintah desa, telah terselenggara berbagai kegiatan penunjang. Seperti pelatihan branding dan marketing, pengembangan taman edukasi, serta penampilan teater berbasis Reog Ponorogo sebagai media edukasi untuk masyarakat.Adapun pementasan teater pada Grand Opening wisata edukasi mendatang akan membawakan narasi tentang sejarah berdirinya Kabupaten Ponorogo."Event [Grand Opening] ini adalah puncak kerjasama dari mahasiswa Universitas Muhammadiyah Ponorogo, Pokdarwis, pegiat seni UKM Teater Yakuza'54 dan seluruh lapisan masyarakat Desa Ngrupit," ujar Nanda Bayu.Ia juga menyampaikan harapan dari Tim PPK Ormawa Umpo agar program ini ke depan dapat diteruskan secara berkelanjutan. Pokdarwis yang sebelumnya telah dibentuk diharapkan pula dapat mengelola event tahunan bagi desa."Dukungan dan apresiasi pemerintah terhadap program ini sangat diperlukan untuk menunjang keberhasilan dalam realisasinya, seperti pemetaan di bidang wisata desa dan apresiasi kesenian teater agar lebih diminati kalangan masyarakat luas sebagai media edukasi," pungkas Nanda Bayu.
Tinggalkan komentar
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang wajib diisi ditandai dengan *