Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC to close

WHO Desak Seluruh Negara di Dunia Untuk Melarang Vape Berperasa

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengeluarkan imbauan kepada seluruh negara untuk segera melarang penggunaan semua jenis rokok elektrik beraroma atau berperasa, dan menetapkan perlakuan serupa dengan rokok konvensional. Imbauan ini disampaikan oleh Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, pada Kamis (14/12) lalu. Ia mengatakan bahwa langkah-langkah mendesak perlu diambil untuk mengontrol penggunaan rokok elektrik atau vape.

Bukti terbatas manfaat vape

WHO menegaskan bahwa bukti yang menunjukkan manfaat vaping dalam membantu perokok berhenti sangat terbatas. Sebaliknya, WHO menyatakan bahwa penggunaan rokok elektrik dapat meningkatkan risiko kecanduan nikotin pada non-perokok, terutama anak-anak dan remaja. "Direkrut dan dijebak pada usia dini untuk menggunakan rokok elektrik, anak-anak mungkin mengalami kecanduan nikotin," kata Tedros.

Tingginya konsumen vape usia remaja

WHO menyoroti tren yang mengkhawatirkan, di mana lebih banyak anak usia 13-15 tahun menggunakan rokok elektrik dibandingkan orang dewasa di seluruh dunia. Hal ini diperparah oleh pemasaran yang sangat agresif. "Pemasaran rokok elektrik yang menargetkan anak-anak dan remaja sangat mengkhawatirkan," kata Tedros.

Dampak buruk vape

WHO juga menekankan bahwa penggunaan vape dapat menghasilkan zat-zat yang diketahui menyebabkan kanker, meningkatkan risiko terhadap masalah kesehatan jantung dan paru-paru, serta memiliki dampak pada perkembangan otak pada generasi muda. Dalam upaya mengatasi isu ini, WHO mendesak seluruh negara di dunia untuk menerapkan langkah-langkah tegas terkait penggunaan vape. Rekomendasi termasuk larangan semua bahan penyedap rasa, seperti mentol, dan implementasi langkah-langkah pengendalian tembakau pada vape. Ini mencakup penerapan pajak yang tinggi serta larangan penggunaan vape di tempat umum. WHO mengimbau seluruh negara untuk segera melarang penggunaan semua jenis rokok elektrik beraroma atau berperasa. Hal ini dilakukan karena bukti yang menunjukkan manfaat vape dalam membantu perokok berhenti sangat terbatas, sementara risikonya cukup besar, terutama bagi anak-anak dan remaja.