Kabar TrenggalekKabar Trenggalek
Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC / Click X icon to close

Kabar TrenggalekKabar Trenggalek
Login ke KBRTTulis Artikel

Tumpukan Sampah Cemari Irigasi Petani Trenggalek

Warga Rejowinangun, Trenggalek, buang sampah sembarangan hingga mencemari saluran irigasi dan masuk ke sawah petani.

  • 09 Oct 2025 20:00 WIB
  • Google News

    Poin Penting

    • Sampah plastik menumpuk di saluran irigasi Desa Rejowinangun.
    • Warga diduga buang sampah sembarangan ke aliran air.
    • Petani kesulitan karena sampah dan serangan wereng pada tanaman padi.

    KBRT – Aliran irigasi di area persawahan Desa Rejowinangun, Kecamatan Trenggalek, terganggu akibat tumpukan sampah yang dibuang sembarangan oleh warga ke saluran air.

    Sampah yang didominasi plastik dan bungkus makanan itu kerap menyumbat jalur irigasi hingga masuk ke petak sawah masyarakat.

    Siti Aisyah (54), warga RT 08 RW 07 Desa Rejowinangun sekaligus petani, mengaku kerap kerepotan akibat sampah yang ikut terbawa air ke sawahnya.

    “Plastik sama bungkus makanan sering menyumbat dan masuk ke sawah lewat pipa dari irigasi. Kebetulan sawah saya juga ada di pinggirannya,” kata Siti.

    Sawah yang digarap Siti berada di sebelah timur Tempat Pembuangan Sementara (TPS) Rejowinangun. Namun, ia mengaku tidak mengetahui pasti apakah seluruh sampah yang masuk ke irigasi berasal dari area TPS.

    Menurutnya, sebagian besar sampah berasal dari kebiasaan warga yang membuang limbah rumah tangga langsung ke saluran irigasi. Akibatnya, setiap kali giliran air datang, sampah ikut mengalir dan mencemari sawah.

    “Kalau sampai menyumbat total ya tidak, dari dulu memang selalu ada tapi tidak pernah menumpuk banyak karena ada petugas yang mengurus jalannya irigasi. Setiap kali sampahnya sudah banyak dibersihkan,” ujar Siti.

    ADVERTISEMENT
    Migunani

    Sembari memperbaiki rumpun padi yang kurang rapi, Siti tampak mengangkat selembar plastik dari lumpur sawahnya, lalu melemparkannya ke pinggir jalan sawah.

    Tak jauh dari sawah Siti, di bagian saluran irigasi, terlihat tumpukan sampah lain yang tersangkut di bawah pipa cor yang melintas di atas sungai.

    Sebagian sampah telah diangkat ke tepi sungai dan dibakar, namun tidak tuntas. Masih tampak popok, bungkus makanan, hingga limbah rumah tangga yang menimbulkan bau menyengat.

    “Sawah-sawah di sini memang mengandalkan air irigasi saja. Terkadang kalau belum waktunya giliran, sawah bisa kering. Nanti kalau waktu panen, setiap satu petak sawah petani diambil satu karung hasilnya buat membayar irigasi,” lanjutnya.

    Selain persoalan sampah, Siti juga mengeluhkan serangan hama wereng pada padinya yang baru berusia beberapa minggu. Akibatnya, batang padi banyak yang menguning dan mati.

    “Petani sekarang seperti serba tidak cukup. Padi masih usia segini, saya sudah semprot pestisida dua kali. Tapi masih saja ada werengnya,” ucap Siti.

    Kawan Pembaca, Terimakasih telah membaca berita kami. Dukung Kabar Trenggalek agar tetap independen.

    Kabar Trenggalek - Mata Rakyat

    Editor:Zamz