Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC to close

Trenggalek Setiap Hari Hujan? Ternyata Ini Sebabnya 

Kabupaten Trenggalek akhir-akhir ini dilanda hujan dengan intensitas sedang hingga deras. Bisa dibilang, Trenggalek setiap hari hujan. Hal demikian membuat masyarakat harus sedia jas hujan dan payung kala keluar rumah. 

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda Jawa Timur, menyampaikan hujan deras tersebut tergolong cuaca ekstrem. Oleh karena itu, warga yang berada di dekat daerah rawan bencana wajib waspada.

Melalui edaran resminya, Stasiun Meteorologi Kelas I Juanda Sidoarjo, menyampaikan potensi cuaca ekstrem tanggal 11-17 Februari 2023 mendatang. 

Cuaca ekstrem ini terjadi karena adanya gelombang La Nina Lemah, gelombang Kelvin, dan Madden Julian Oscillation (MJO) di Jawa Timur yang berpotensi meningkatnya curah hujan, termasuk di Trenggalek.

Siklon tropis Freddy mengakibatkan potensi terbentuknya awan-awan konvektif. Stefanus Triadi Atmono, Kalaksa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Trenggalek membeberkan terkait update cuaca tersebut. 

"Setiap 3 jam kita berikan update di Instagram kita dan media sosial lainnya. Kalau BMKG secara umum, kita lebih spesifik di 14 kecamatan," terang Triadi.

Hal ini dilakukan karena anomali cuaca sering tidak terduga dan bisa berubah secara drastis dalam sesaat.

"105 TRC [Tim Reaksi Cepat] yang tersebar di kecamatan akan melaporkan secara periodik kalau ada sesuatu yang terjadi di wilayahnya masing-masing," tegas Triadi.

Dengan pemberitahuan tersebut, warga Kabupaten Trenggalek diharapkan bisa lebih siap dan waspada jika ada potensi cuaca ekstrem.

BPBD Trenggalek sendiri sudah melatih sejumlah perangkat desa terkait kesiapsiagaan dan tanggap darurat bencana.

"Kita juga sudah melatih desa tangguh bencana [Destana], jadi warga tidak usah panik, lebih waspada, dan diharapkan mendengarkan serta mematuhi imbauan dari petugas," jelas Triadi.

Triadi juga memastikan saluran-saluran air dan sungai utama di Kabupaten Trenggalek terbebas dari sumbatan sampah.

Tak hanya itu, Ia juga akan berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas untuk buka tutup Bendungan Tugu serta pintu - pintu air di bawah operasional BBWS Brantas.

"Dua EWS [Early Warning System] kita di Sungai Ngasinan dan Widoro juga berfungsi, sehingga kalau ada peningkatan debit air akan langsung terinformasi," tandasnya.