KBRT – Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Trenggalek menyampaikan keprihatinan mendalam atas meninggalnya seorang santri berusia 13 tahun asal salah satu pondok pesantren di Trenggalek.
Santri tersebut sebelumnya dilaporkan mengalami sakit, sempat mendapat perawatan di pondok, hingga akhirnya meninggal dunia saat dirawat di RSUD dr. Soedomo Trenggalek.
Sekretaris Dewan Pimpinan Komisariat (DPK) GMNI STIT Sunan Giri Trenggalek, Muhammad Taufiq Hidayatulloh, menegaskan peristiwa ini tidak hanya menjadi duka kemanusiaan, tetapi juga diduga akibat kelalaian dalam penanganan kesehatan santri.
“Sejatinya santri adalah anak didik yang sepenuhnya berada di bawah pengawasan dan pengasuhan pondok. Maka setiap aspek keselamatan, kesehatan, dan kesejahteraannya merupakan kewajiban mutlak pondok pesantren,” ujarnya.
GMNI Trenggalek dalam pernyataannya menyampaikan lima sikap terkait insiden ini. Pertama, mengecam adanya dugaan kelalaian yang membuat penanganan kesehatan santri terlambat.
Kedua, menegaskan bahwa keselamatan dan kesehatan santri harus menjadi prioritas utama, sehingga pondok pesantren wajib memiliki mekanisme layanan kesehatan memadai.
Ketiga, GMNI mendesak Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Trenggalek melakukan investigasi menyeluruh, transparan, dan independen terhadap kasus tersebut, sekaligus memperketat mekanisme pengawasan berkala.
Keempat, GMNI meminta seluruh pondok pesantren di Trenggalek segera melakukan evaluasi internal dalam memperbaiki sistem layanan kesehatan, serta memastikan hak hidup dan keselamatan santri benar-benar dijunjung tinggi.
“Dan kelima, kami mengajak masyarakat, wali santri, hingga pemangku kepentingan untuk lebih aktif mengawasi praktik pengasuhan di pesantren. Jangan sampai tragedi serupa terulang kembali,” kata Taufiq.
Ia menegaskan bahwa setiap nyawa santri adalah amanah yang harus dijaga. “Tragedi ini harus menjadi pelajaran penting bagi semua pihak, agar keselamatan dan kesehatan santri ditempatkan di atas segala kepentingan lainnya,” ujarnya.
Kabar Trenggalek - Mata Rakyat
Editor:Lek Zuhri