Kabar Trenggalek - Hembusan angin sepoi-sepoi di Bumi Menak Sopal Trenggalek dimanfaatkan anak-anak untuk bermain layang-layang (layangan) pada sore hari, pada Jumat (07/01/2022).Tepatnya sawah di Kelurahan Surodakan Kecamatan Trenggalek. Reihan Ardiansyah menerbangkan layangan bersama teman sebayanya.Anak usia 15 tahun yang duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama itu nampak menikmati permainan tradisional yang masih dipertahankan hingga saat ini.[caption id="attachment_8591" align=aligncenter width=1296]
Sedang menunggu layangan Putus/Foto: Kabar Trenggalek[/caption]
Baca juga: Cerita Tarya Ningsih. Sosok Ibu Satu Anak dan Ibu Para Penyandang DisabilitasBerbekal benang dan layangan yang ia miliki, Reihan nampak tak menggubris
game online yang saat ini sedang marak pada anak-anak."Kalau
handphone punya, tapi untuk game online saya tidak tertarik. Lebih asyik bermain layangan," ucap Reihan.Reihan memulai bermain layang-layang bersama teman-temannya mulai dari pukul 16.00 WIB - 17.00 WIB. Setelah bermain selama satu jam, dirinya sudah merasa terhibur.[caption id="attachment_8590" align=aligncenter width=1296]
Ada layangan putus, langsung dikejar/Foto: Kabar Trenggalek[/caption]
Baca juga: Cerita Mbah Lamijan: Kakek di Trenggalek yang Rela Pindah Rumah Demi Berdirinya Mushola"Selain layang-layang saya hobi mancing, biasanya ditemani bapak untuk mancingnya," jelas Reihan.Dirinya juga mengatakan bahwa teknis bermain layangan ini tidak wajar pada umumnya."Kalau umumnya diterbangkan gitu saja, tapi ini lebih kuat-kuatan benang, kalau ada yang putus diambil dan dibawa pulang," ujarnya santai.Reihan mengaku, selain lihai menerbangkan layangan, ia juga pandai membuat layangan untuk diterbangkan."Saya juga bisa membuat layangan, tapi biasanya lebih sering beli daripada membuat sendiri," ucapnya.Baca juga tulisan lainnya di kabartrenggalek.com tentang
FEATURE Ikuti Breaking News dan Berita Pilihan kami langsung di ponselmu.
.png)
