Pada musim hujan, hewan ternak rentan terserang penyakit. Dinas Peternakan (Disnak) Trenggalek mencatat sepanjang tahun 2023, terdapat 563 penyakit ternak demam tiga hari atau Bovine Ephemeral Fever (BEF) dan 235 kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Dua penyakit ini paling banyak menyerang hewan ternak ruminansia.
Kabid Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Disnak Trenggalek, Ririn Hari Setiani, menyebutkan bahwa BEF ditandai dengan demam mendadak dan kekakuan pada persendian yang berlangsung akut selama tiga hari.
“Penyakit ini, juga dikenal sebagai three day sickness, sering kali sembuh dengan sendirinya jika tidak ada infeksi sekunder,” ujarnya.
Penyakit ini berdampak pada produktivitas ternak dan membutuhkan perhatian khusus agar tidak berkembang menjadi kasus yang lebih serius. "Salah satu upaya yang dilakukan oleh Disnak adalah dengan memberikan fasilitasi desinfektan untuk masyarakat," imbuhnya.
Selain BEF, kasus PMK juga menjadi sorotan. Penyakit ini dapat menyerang ternak ruminansia dengan tingkat kesakitan yang sangat tinggi, mencapai 100%, terutama pada hewan muda dan pedet. Meski angka penularannya tinggi, tingkat kematian hanya sekitar 1-5%.
Menurut Ririn, penanganan PMK lebih difokuskan pada pengobatan untuk meringankan gejala dan mencegah infeksi sekunder.
“Pengobatan dengan antipiretik dan vitamin diberikan, sementara antibiotik hanya efektif untuk mematikan bakteri sekunder, bukan virus PMK itu sendiri,” jelasnya.
Penyakit lain yang dilaporkan adalah Helminthiasis, dengan 67 kasus; diare dengan 77 kasus; myasis dengan 38 kasus; serta kembung dengan 19 kasus. Masing-masing penyakit ini memiliki tingkat kesembuhan yang bergantung pada penanganan, dengan prognosis sekitar 50-50.
“Kasus seperti diare dan myasis memang bisa diatasi, tetapi tetap membutuhkan perhatian agar tidak mempengaruhi produktivitas ternak secara keseluruhan,” tambahnya.
Sementara itu, tidak ada laporan untuk beberapa penyakit yang sebelumnya dikhawatirkan seperti Newcastle Disease (ND), Avian Influenza (AI), dan Septicaemia Epizootica (SE) pada tahun 2023.
Ririn menilai hal ini sebagai indikator yang cukup positif dalam pengendalian kesehatan hewan di Trenggalek. “Kami berharap hewan ternak dapat terhindar dari penyakit saat musim pancaroba," tandasnya.
Editor:Danu S