Tata Cara Sholat Jenazah - Islam adalah agama yang menjunjunh tinggi adab. Termasuk memperlakukan jenazah atau mayat sebelum dimasukan liang lahat. Salah satu adabnya dengan mensholati jenazah.
Oleh karena itu, tata cara sholat jenazah ini perlu kamu ketahui jika sewaktu-waktu ada orang meninggal. Tak terbatas yang meninggal itu orang terdekat, sholat jenazah sangat dianjurkan.
Melansir laman Muhammadiyah, Shalat jenazah adalah shalat sunnah yang dilakukan untuk mendo’akan seorang muslim atau muslimah yang telah meninggal dunia, baik dia laki-laki maupun perempuan, orang dewasa maupun anak-anak.
Shalat jenazah hukumnya fardu kifayah atau kewajiban kolektif. Maksudnya, sholat jenazah harus dilakukan, tapi saat ada orang lain yang sudah melakukan, maka yang lainnya boleh tidak melakukan.
Sementara, jika sama sekali tidak ada yang melaksanakan sholat jenazah, maka seluruh kaum muslimin (di lingkungan tertentu) berdosa karenanya.
Dasar dari pernyataan itu bersumber dari hadist Nabi Muhammad SAW sebagai berikut:
عَنْ سَلَمَةَ بْنِ الأَكْوَعِ ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ ، أَنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم أُتِيَ بِجَنَازَةٍ لِيُصَلِّيَ عَلَيْهَا ، فَقَالَ : هَلْ عَلَيْهِ مِنْ دَيْنٍ ؟ قَالُوا : لاَ فَصَلَّى عَلَيْهِ ثُمَّ أُتِيَ بِجَنَازَةٍ أُخْرَى ، فَقَالَ : هَلْ عَلَيْهِ مَنْ دَيْنٍ قَالُوا نَعَمْ قَالَ صَلُّوا عَلَى صَاحِبِكُمْ قَالَ أَبُو قَتَادَةَ عَلَيَّ دَيْنُهُ يَا رَسُولَ اللهِ فَصَلَّى عَلَيْهِ – رواه البخاري
Dari Salamah bin al-Akwa’ r.a., ia berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah didatangkan seorang jenazah, agar beliau menshalatinya. Lantas beliau bertanya, ‘Apakah orang ini punya hutang . Mereka menjawab: “Tidak” , maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyolatkan jenazah tersebut. Kemudian didatangkan jenazah yang lain. Beliau bertanya: “ Apakah dia punya hutang. Mereka menjawab: “ Ya”. Beliau berkata , ‘Shalatkanlah sahabat kalian.’ Abu Qatadah berkata:” Saya yang menanggung hutangnya wahai Rasulullah.”. Lalu beliau menyolatkan jenazah tersebut. (HR. Bukhari).
Daftar Isi [Show]
Tata Cara Sholat Jenazah
Tata cara sholat jenazah hampir sama dengan sholat pada umumnya, bedanya tidak ada rukuk dan sujud. Orang yang mensholati jenazah cukup berdiri saja dan jika tidak mampu bisa dilakukan dengan duduk di kursi.
Tata cara sholat jenazah meliputi takbir empat kali dan diakhiri salam. Serta, di tengah dan di akhir sholat ada doa khusus meminta kepada Allah SWT agar orang yang meninggal itu diampuni dosanya dan mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya.
Adapaun untuk penjelasan detail tata cara sholat jenazah ada di bawah ini:
1. Berdiri atau Duduk
Sholat jenazah dilakiakan dengan berdiri atau duduk jika tidak mampu. Selain itu, sholat jenazah juga dilakukan secara berjamaah. Aturan shof sholat seperti pada umumnya, bedanya sholat jenazah shofnya bisa lebih rapat karena tidak perlu ruang untuk rukuk dan sujud.
Berdasarkan pengalaman penulis saat ikut mensholati jenazah salah satu kiai di Trenggalek, masjid penuh sesak dengan orang-orang yang akan sholat jenazah. Jarak berdirinya juga rapat sehingga mampu menampung banyak jamaah sholat jenazah. Serta, ada sebagian yang masih mengenakan tas di punggung saat sholat.
2. Membaca Niat
Yang utama dalam beribadah, termasuk sholat jenazah, adalah niat kepada Allah SWT. Hal ini berdasarkan hadist Nabi sebagai berikut:
” إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى – رواه البخاري“Semua perbuatan tergantung niatnya, dan (balasan) bagi tiap-tiap orang (tergantung) apa yang diniatkan; )HR Bukhari).
Untuk niat sholat jenazah bisa dilafalkan menggunakan bahasa Indonesia atau bahasa daerah masing-masing. Namun, lebih afdol membaca niat sholat jenazah menggunakan bahasa Arab.
Jika yang disholati adalah jenazah laki-laki bisa melafalkan niat:
اُصَلِّى عَلَى هَذَاالْمَيِّتِ اَرْبَعَ تَكْبِرَاتٍ فَرْضَ الْكِفَايَةِ مَأْمُوْمًا ِللهِ تَعَالَى
“Ushollii ‘alaa haadzal mayyiti arba’a takbirootin fardhol kifaayati ma’muuman lillaahi ta’aalaa,”.
Artinya: “Saya niat salat atas mayat ini empat kali takbir fardhu kifayah, sebagai makmum karena Allah Ta’ala.”
Sementara, jika jenazahnya perempuan bisa melafalkan niat:
اُصَلِّى عَلَى هَذِهِ الْمَيِّتَةِ اَرْبَعَ تَكْبِرَاتٍ فَرْضَ الْكِفَايَةِ مَأْمُوْمًا ِللهِ تَعَالَى
“Ushollii ‘alaa haadzihill mayyitati arba’a takbirootin fardhol kifaayati ma’muuman lillaahi ta’aalaa,”.
Artinya: “Saya niat salat atas mayat ini empat kali takbir fardhu kifayah, sebagai makmum karena Allah Ta’ala.”
3. Takbir Pertama
Setelah membaca dan menata niat di dalam hari maupun lisan, selanjutnya adalah takbir sebagaimana pada umumnya. Adapun lafadz takbir sebagai berikut:
اللَّهُ أَكْبَرُ
Latin: Allahu Akbar
Artinya: "Allah Maha Besar." (HR Muslim dan Ibnu Majah)
Setelah takbir dilanjutkan membaca surat Al-Fatihah dan tidak perlu membaca doa iftitah. Adapun untuk lafadz surat Al-Fatihah beserta artinya sebagai berikut:
١ – بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
٢ – اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ
٣ – الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِۙ
٤ – مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِۗ
٥ – اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُۗ
٦ – اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ
٧ – صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ ەۙ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّاۤلِّيْنَ
Latin:
Bismillāhir-raḥmānir-raḥīm
Al-ḥamdu lillāhi rabbil-'ālamīn
Ar-raḥmānir-raḥīm
Māliki yaumid-dīn
Iyyāka na'budu wa iyyāka nasta'īn
Ihdinaṣ-ṣirāṭal-mustaqīm
ṣirāṭallażīna an’amta ‘alaihim gairil-magḍụbi ‘alaihim wa laḍ-ḍāllīn
Arti:
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.
Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Yang menguasai di Hari Pembalasan.
Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan.
Tunjukilah kami jalan yang lurus,
(yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.
4. Takbir Kedua Membaca Sholawat
Setelah membaca surat Al-Fatihah dilanjutkan takbir yang kedua. Di takbir yang kedua ini membaca sholat Nabi Muhammad SAW. Untuk bacaannya ada di bawah ini:
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنا إِبْرَاهِيمَ وَ بَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ فِي العَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدُ مَجِيدٌ
Latin: Allahumma sholli 'ala sayyidina Muhammad, wa 'ala ali sayyidina Muhammad, kama shollaita 'alaa sayyidina Ibrahum, wa 'ala ali sayyidina Ibrahim, wa baarik 'ala sayyidina Muhammad, wa 'alaa ali sayyidina Muhammad, kama barokta 'ala sayyidina Ibrahim, wa 'alaa ali sayyidina Ibrahim, fil 'alamina innaka hamiidum majid.
Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada Nabi Muhammad dan kepada keluarga Nabi Muhammad, sebagaimana telah Engkau limpahkan rahmat kepada Nabi Ibrahim dan keluarga Nabi Ibrahim. Limpahkanlah pula keberkahan bagi Nabi Muhammad dan bagi keluarga Nabi Muhammad, sebagaimana telah Engkau limpahkan keberkahan bagi Nabi Ibrahim dan bagi keluarga Nabi Ibrahim. Sesungguhnya di alam semesta Engkau Maha Terpuji dan Maha Agung."
5. Takbir Ketiga Membaca Doa
Setelah takbir ketiga dilanjutkan dengan membaca doa, adapun untuk doanya sebagai berikut:
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ وَوَسَعْ مَدْخَلَهُ، وَاغْسِلْهُ بِمَاءٍ وَثَلْجِ وَبَرَدٍ وَنَقِّهِ مِنَ الْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الْأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ، وَأَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ، وَأَهْلاً خَيْرًا مِنْ أَهْلِهِ، وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ، وَفِهِ فِتْنَةَ الْقَبْرِ وَعَذَابَ النَّارِ
Latin: Allahummaghfirlahu warhamhu wa'afihi wa'fu 'anhu wa akrim nuzulahu wa wassi' madkhalahu wa aghsilhu bimaa-in wa tsaljin walbaradin wa naqqihi minal khathaayaa kamaa yunaqqats tsaubul abyadhu minaddanasi wa abdilhu daaran khairan min daarihi wa ahlan khairon min ahlihi wa zaujan khairan min zaujihi wa qihi fitnatal qabri wa 'adzaa ban naar.
Artinya: "Ya Allah, ampunilah dia, kasihanilah dia, berilah keselamatan dan ampunilah dosanya, muliakanlah tempat tinggalnya dan lapangkanlah tempat keluarnya, sucikanlah ia dengan air, es, dan embun, serta bersihkanlah ia dari segala dosa dan kesalahan sebagaimana Engkau telah membersihkan baju putih dari kotoran. Berilah ganti baginya tempat yang lebih baik dari tempatnya yang terdahulu, keluarga yang lebih baik dari keluarga semula, pasangan yang lebih baik dari pasangan semula, serta lindungilah ia dari fitnah kubur dan siksa neraka." (HR Muslim dari Auf bin Malik).
Catatan: untuk doa yang dibaca هُ (hu) diganti dengan هَا (ha) apabila jenazah perempuan.
6. Takbir Keempat Berdoa dan Ditutup dengan Salam
Doa Jenazah Perempuan Takbir Keempat
اللَّهُمَّ لاَ تَحْرِمْنَا أَجْرَهُ وَلاَ تَفْتِنَّا بَعْدَهُ وَ اغْفِرْ لَنَا وَلَهُ
“Allohumma laa tahrimnaa ajrohu wa laa taftinnaa ba’dahu waghfirlanaa walahu.”
Artinya: “Ya Allah, jangan haramkan kami dari pahalanya dan jangan cobai kami sepeninggalnya. Ampunilah kami dan ampunilah dia.”
Doa Jenazah Laki-Laki Takbir Keempat
اللَّهُمَّ لاَ تَحْرِمْنَا أَجْرَهَا وَلاَ تَفْتِنَّا بَعْدَهَا وَ اغْفِرْ لَنَا وَلَهَا
“Allohumma laa tahrimnaa ajrohaa wa laa taftinnaa ba’dahaa waghfirlanaa walahaa),”.
Akhiri sholat jenazah dengan mengucapkan salam dan memalingkan kepala ke kanan dan ke kiri:
السَّلاَمُ عَلَيْكَ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَ بَرَكَاتُهُ
“Assalaamu’alaikum warohmatulloohi wabarookaatuh.”
Artinya: “Semoga keselamatan rahmat Allah dan berkah-Nya limpahkan kepada kalian.”
Keutamaan Sholat Jenazah
Keutamaan Shalat JenazahMengenai keutamaan dalam shalat Jenazah, dijelaskan di dalam beberapa hadits. Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,
مَنْ شَهِدَ الْجَنَازَةَ حَتَّى يُصَلِّىَ عَلَيْهَا فَلَهُ قِيرَاطٌ ، وَمَنْ شَهِدَ حَتَّى تُدْفَنَ كَانَ لَهُ قِيرَاطَانِ . قِيلَ وَمَا الْقِيرَاطَانِ قَالَ مِثْلُ الْجَبَلَيْنِ الْعَظِيمَيْنِ
“Barangsiapa yang menyaksikan jenazah sampai ia menyolatkannya, maka baginya satu qiroth. Lalu barangsiapa yang menyaksikan jenazah sampai dimakamkan, maka baginya dua qirath.” Ada yang bertanya, “Apa yang dimaksud dengan dua qirath?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Dua qirath itu semisal dua gunung yang besar.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dalam riwayat Muslim disebutkan bahwa Rasulullah saw bersabda:
« مَنْ صَلَّى عَلَى جَنَازَةٍ وَلَمْ يَتْبَعْهَا فَلَهُ قِيرَاطٌ فَإِنْ تَبِعَهَا فَلَهُ قِيرَاطَانِ ». قِيلَ وَمَا الْقِيرَاطَانِ قَالَ « أَصْغَرُهُمَا مِثْلُ أُحُدٍ ».
“Barangsiapa yang shalat jenazah dan tidak ikut mengiringi jenazahnya, maka baginya (pahala) satu qirath. Jika sampai mengikuti jenazahnya, maka baginya (pahala) dua qirath.” Ada yang bertanya, “Apa yang dimaksud dua qirath?” “Ukuran yang paling kecil dari dua qirath adalah seperti gunung Uhud”, jawab beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam. (HR. Muslim )
Posisi sholat jenazah Perempuan dan Laki-lakiTata cara sholat jenazah untuk perempuan dan laki-laki memiliki perbedaan. Perbedaannya berada pada posisi sholat serta juga bacaannya.
Posisi Sholat Jenazah
Untuk Jenazah Perempuan
Tata cara sholat untuk jenazah perempuan, posisi seorang imam berada pada searah tali pusar. Sedangkan untuk makmum berada pada belakang imam sesuai dengan urutan makmum laki-laki dewasa, selanjutnya perempuan dewasa. Sedangkan untuk jumlah shaf-nya sebisa mungkin sebanyak angka ganjil.
Dengan menjalankan shalat jenazah dengan benar, maka kita akan memiliki manfaat yang besar. Dengan melaksanakan sholat jenazah serta menjalankannya, memohon menunaikan hak keluarganya, syafaat dan berdoa untuknya, menghibur perasaan mereka untuk mendapatkan pahala yang besar.
Jenazah Laki-laki
Tata cara sholat jenazah untuk laki-laki ini tidak memiliki perbedaan yang besar dengan tata cara sholat jenazah untuk perempuan. Untuk jenazah laki-laki posisi imam berada sejajar dengan kepala.
Menyolatkan jenazah di masjid merupakan hal yang diutamakan. Jika jarak masjid jauh, bisa dilakukan di rumah atau setidaknya mushola terdekat. Barangsiapa yang tertinggal sholat jenazah, yang paling utama merupakan menyolatkannya setelah dimakamkan. Dan barangsiapa yang dikuburkan dan belum sama sekali disholatkan, maka disholatkan tepat di atas kuburnya.