Kabar TrenggalekKabar Trenggalek
Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC / Click X icon to close

My Account

Tahun Baru Islam 1446 Hijriah, Menteri Agama: Mari Kita Meningkatkan Rasa Syukur

Menteri Agama (Menang) Yaqut Cholil Qoumas, menyampaikan pesan dalam tahun baru Islam 1446 hijriah. Yaqut mengajak seluruh umat Islam untuk meningkatkan rasa syukur atas segala nikmat yang diberikan Allah SWT. Ia juga meminta masyarakat untuk melakukan evaluasi dan perbaikan diri.“Pada momen berharga ini, mari kita meningkatkan rasa syukur atas segala nikmat Allah SWT. Mari kita jadikan semangat hijrah sebagai inspirasi untuk terus berusaha memperbaiki diri dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat, bangsa, dan agama,” ujar Yaqut dilansir dari laman Kemenag RI.Tahun baru hijriah didasri oleh peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah. Menurut Yaqut, hijrah bukan hanya sekadar perpindahan tempat, tetapi juga simbol perjuangan dan pengorbanan dalam mencari ridha Allah SWT. Nabi Muhammad SAW menghadapi berbagai tantangan dan rintangan, namun dengan kesabaran dan keikhlasan, beliau berhasil membangun masyarakat yang adil dan sejahtera di Madinah.Yaqut mengatakan, perjuangan Nabi Muhammad SAW telah menginspirasi para ulama dalam memperjuangkan kemerdekaan dan memajukan bangsa. Para ulama seperti KH. Hasyim Asy'ari, KH. Ahmad Dahlan, dan banyak lainnya telah berjuang keras dalam menyemai ajaran Islam dan membangun bangsa Indonesia.“Mereka menghadapi berbagai tantangan, namun dengan tekad yang kuat dan semangat yang tinggi, mereka berhasil membawa perubahan yang signifikan bagi umat Islam dan bangsa Indonesia,” ujarnya.“Semoga tahun baru 1446 Hijriyah ini membawa keberkahan, kedamaian, dan kebahagiaan bagi kita semua. Mari kita songsong tahun baru ini dengan semangat baru, harapan baru, dan tekad yang kuat untuk menjadi pribadi yang lebih baik,” tandasnya.Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah (Urais dan Binsyar) Kemenag, Adib menjelaskan, kalender Hijriah didasarkan pada peredaran bulan dan lebih pendek sekitar 10-12 hari dibandingkan dengan tahun matahari. Pergantian tanggal ditandai dengan terbenamnya matahari.Saat terbenam matahari pada 29 Zulhijjah 1445 H, ketinggian hilal di Indonesia berkisar antara 3,06° di Merauke sampai 5,84° di Sabang. Sementara elongasinya berkisar antara 6,91° di Merauke sampai 8,17° di Sabang. Jika tidak mendung, hilal sudah mudah diamati. Oleh karena itu, ditetapkan bahwa awal 1 Muharram 1446 H jatuh pada 7 Juli 2024.“Hal ini merujuk pada penyusunan Kalender Hijriah Indonesia yang menggunakan kriteria Imkanur Rukyat MABIMS yaitu berdasarkan tinggi hilal 3 derajat dan sudut elongasi 6,4 derajat yang diukur atau ditentukan di seluruh wilayah Indonesia,” ucap Adib.Adib menyampaikan, mekanisme penetapan awal bulan kamariah selain untuk penentuan Ramadan, Syawal dan Zulhijah merujuk kepada Kalender Hijriah Indonesia yang disusun oleh Tim Hisab Rukyat Kementerian Agama RI beserta pakar falak perorangan dari beberapa Ormas Islam, Pesantren, serta Perguruan Tinggi.Adib memaparkan, ada tiga metode yang dianut masyarakat Indonesia dalam menetapkan awal bulan kamariah, yaitu rukyatul hilal, wujudul hilal, dan imkanur rukyat. Rukyatul hilal dengan melakukan observasi lapangan terhadap ketampakan hilal pada tanggal 29 bulan kamariah. Jika pada saat itu hilal terlihat, keesokannya adalah tanggal 1 bulan kamariah. Jika hilal tidak terlihat, keesokan harinya adalah tanggal 30 bulan kamariah.Adib menyampaikan, wujudul hilal adalah metode yang menetapkan adanya hilal dengan perhitungan (hisab) secara astronomis. Artinya, jika secara hisab pada tanggal 29 bulan kamariah hilal sudah di atas ufuk, keesokan harinya adalah tanggal 1 bulan kamariah tanpa ada kriteria berapa pun tinggi hilal.“Terakhir metode imkanur rukyat yaitu metode yang mempertimbangkan kemungkinan terlihatnya hilal. Metode ini merupakan suatu metode yang menjembatani antara kriteria rukyatul hilal dengan kriteria wujudul hilal dengan menyepakati sebuah kriteria. Kriteria itu disusun berdasarkan data rukyat jangka panjang yang dianalisis dengan perhitungan astronomi [hisab],” terangnya.Adib mencontohkan, dalam penentuan 1 Muharram 1446 H saat ini, Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama mengumumkan bahwa bulan Zulhijah digenapkan menjadi 30 hari (istikmal) sehingga awal Muharram jatuh pada tanggal 8 Juli 2024. Pengumuman ini berbeda dengan kalender Nahdlatul Ulama serta Kalender Hijriah Indonesia, di mana awal bulan Muharram 1446 H jatuh pada tanggal 7 Juli 2024.“Penatapan awal Muharram yang berbeda ini tidak menjadikan hal yang perlu diperdebatkan, karena memang mekanisme penentuannya berbeda dan Kalendernya sebetulnya sama. Kami mengajak semua umat Islam untuk tetap memegang teguh ukhuwah Islamiyah, mengutamakan toleransi, dan melakukan ibadah sesuai dengan keyakinan yang dipedomani. Selamat Tahun Baru Hijriah 1446 H/2024 Masehi,” tandas Adib.