Hampir setiap muslim mafhum, Islam adalah agama yang mengatur penganutnya dalam banyak hal. Termasuk cara bersuci setelah berhubungan badan dengan pasangan sah.
Bersuci dalam fikih itu termasuk bagian mendasar agama. Karena, tanpa bersuci tidak bisa menjalankan ibadah wajib sholat. Oleh karena itu, artikel kali ini membahas tata cara dan doa mandi wajib setelah berhubungan badan.
Meski Islam mengatur banyak hal untuk penganutnya, ajarannya mudah dilakukan. Termasuk tata cara dan doa mandi wajib ini.
Jadi simak baik-baik ulasannya agar tidak ada informasi yang terlewatkan dari artikel ini. Tata cara mandi wajib di artikel ini juga penulis ambilkan sumber informasi seputar Islam yang terpercaya.
Daftar Isi [Show]
Tata Cara dan Doa Mandi Wajib
[caption id="attachment_48205" align=alignnone width=1280] Ilustrasi. Air bersih dan suci untuk mandi wajib/Foto: Canva[/caption]Tata cara mandi wajib untuk sekedar bersuci dari hadast besar cukup mudah dan sederhana sekali. Yakni sekedar membaca niat, kemudian menyiram seluruh anggota badan tanpa terkecuali, dan membersihkan kotoran dari tubuh.
Hal ini sesuai hadist Nabi Muhammadiyah SAW yang berbunyi sebagai berikut:
ثُمَّ يُفِيضُ الْمَاءَ عَلَى جَسَدِهِ كُلِّهِ
"Kemudian beliau mengguyur air pada seluruh badannya." (HR. An Nasa-i no. 247. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).
Rukun Mandi Wajib
Adapun rukun mandi wajib junub sebagai berikut:
1. Niat
Di antara lafal niat dalam mandi junub adalah sebagai berikut:
نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ اْلحَدَثِ اْلأَكْبَرِ مِنَ اْلِجنَابَةِ فَرْضًا لِلهِ تَعَالَى
Nawaitul-ghusla lirafil ḫadatsil-akbari minal-jinâbati fardlan lillâhi ta‘ala
"Saya niat mandi untuk menghilangkan hadats besar dari janabah, fardhu karena Allah ta'ala."
Dalam madzhab Syafi'i, niat harus dilakukan bersamaan dengan saat air pertama kali disiramkan ke tubuh.
2. Mengguyur seluruh badan
Saat mandi wajib, seluruh badan bagian luar harus terguyur air, termasuk rambut dan bulu-bulunya. Untuk bagian tubuh yang berambut atau berbulu, air harus bisa mengalir sampai ke bagian kulit dan pangkal rambut/bulu sehingga tubuh tidak tertempel najis.
Sunnah Mandi Wajib
Namun, alangkah baiknya juga melaksanakan sunnah Nabi Muhammad SAW agar lebih mendapatkan keutamaan. Sunnah ini juga tidak membuat mandi wajib jadi lebih sulit.
Ada sejumlah sunnah yang bisa dilakukan saat melaksanakan mandi junub. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Imam al-Ghazali dalam kitab Bidayatul Hidayah, di antaranya adalah sebagaimana berikut:
- Membasuh tangan hingga tiga kali sebelum mandi.
- Membersihkan segala kotoran atau najis yang masih menempel di badan.
- Berwudhu dengan sempurna.
- Mengguyur kepala sampai tiga kali, bersamaan dengan itu melakukan niat menghilangkan hadats besar.
- Mengguyur bagian badan sebelah kanan hingga tiga kali, kemudian dilanjutkan dengan badan sebelah kiri juga tiga kali.
- Menggosok-gosok tubuh, depan maupun belakang, sebanyak tiga kali.
- Menyela-nyela rambut dan jenggot (bila punya).
- Mengalirkan air ke lipatan-lipatan kulit dan pangkal rambut. Sebaiknya hindarkan tangan dari menyentuh kemaluan, kalaupun tersentuh, sebaiknya berwudhu lagi.
Doa Mandi Wajib
[caption id="attachment_48206" align=alignnone width=1280] Ilustrasi. Berdoa setelah mandi wajib/Foto: Canva[/caption]Terakhir, setelah semua rangkaian mandi wajib selesai, Anda bisa keluar kamar mandi dan melafalkan doa di bawah ini:
أَشْهَدُ أَنْ لَا إلَهَ إلَّا اللهَ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ اللَّهُمَّ اجْعَلْنِي مِنَ التَّوَّابِينَ وَاجْعَلْنِيْ مِنْ الْمُتَطَهِّرِينَ
Asyhadu an laa ilaha illallahu wahdahu laa syarika lahu, wa asyhadu anna Muhammadan abduhu wa Rasuluhu, allahumma-jalni minattawwabina, wajalni minal mutathahirrina.
Artinya: "Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah Yang Esa, tiada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu hamba-Nya dan utusan-Nya. Ya Allah, jadikanlah aku termasuk orang-orang yang bertaubat dan jadikanlah aku pula termasuk orang-orang yang selalu menyucikan diri."
Yang Membuat Tidak Sah Mandi Wajib
Perlu diketahui, ada hal-hal yang membuat tidak sah mandi wajib. Selain tidak membaca niat dan tidak mengguyur badan dengan air bersih yang suci. Biasanya orang-orang terburu-buru memakai sabun dan shampo.Hal demikian justru membuat mandi wajib tidak sah. Kenapa? Karena sifat dari air berubah ketika tercampur dengan sabun dan shampo.Oleh karena itu, rangkaian mandi wajib di atas sebaiknya dilakukan secara terpisah dengan mandi biasa. Maksudnya, pemakaian sabun dan shampo dalam mandi bisa dilakukan setelah selesai mandi wajib atau kondisi sudah suci dari junub.Alasan Harus Mandi Wajib
Perlu diketahui, mengutip informasi dari laman NU Online, mandi wajib atau mandi junub adalah salah satu pokok dalam bersuci di ajaran Islam.
Mandi wajib diperuntukan bagi mereka yang berada di kondisi junub. Secara bahasa, junub berasal dari kata janabah yang berarti jauh.
Sedangkan junub secara istilah adalah keadaan seseorang setelah mengeluarkan air mani (al-inzal) bagi perempuan dan laki-laki, karena sebab mimpi basah atau berhubungan seksual.
Pertama, keluarnya mani dari alat kelamin pria dan wanita, baik karena hubungan seksual maupun penyebab lain.
Rasulullah SAW bersabda:
عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ رضي الله تعالى عنه قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم { الْمَاءُ مِنْ الْمَاءِ } رَوَاهُ مُسْلِمٌ
Artinya, “Dari Abu Sa’id Al-Khudri R.A. Ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, ‘Air itu karena air (wajibnya mandi karena keluarnya air mani),’” (HR Muslim).
Kedua, karena berhubungan seksual sekalipun tidak mengeluarkan air mani, baik untuk pria dan wanita.
Cara melakukan mandi wajib yang baik dan benar ini perlu diketahui setiap muslim. Karena berkaitan dengan ibadah lain.
Hal ini mewajibkan mandi berdasarkan sabda Rasulullah SAW.
إذَا جَلَسَ بَيْنَ شُعَبِهَا الْأَرْبَعِ وَمَسَّ الْخِتَانُ الْخِتَانَ فَقَدْ وَجَبَ الْغُسْلُ وَإِنْ لَمْ يُنْزِل
Artinya, “Bila seorang lelaki duduk diantara empat potongan tubuh wanita (dua tangan dan dua kaki) dan tempat khitan (laki-laki) bertemu tempat khitan (wanita) maka sungguh wajib mandi meskipun ia tidak mengeluarkan mani,” (HR Muslim).
Selain mandi wajib untuk bersuci dari kondisi junub, wanita setelah selesai masa haid atau menstruasi juga diharuskan mandi wajib. Dalil kewajiban mandi bagi perempuan yang mengalami haidl adalah firman Allah:
وَيَسْأَلُونَك عَنْ الْمَحِيضِ قُلْ هُوَ أَذًى فَاعْتَزِلُوا النِّسَاءَ فِي الْمَحِيضِ وَلَا تَقْرَبُوهُنَّ حَتَّى يَطْهُرْنَ فَإِذَا تَطَهَّرْنَ فَأْتُوهُنّ مِنْ حَيْثُ أَمَرَكُمُ اللهُ
Artinya, “Mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah: "Haidh itu adalah suatu kotoran". Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haidh; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu,” (Surat Al-Baqarah ayat 222).
Kemudian dipertegas dengan hadist Nabi Muhammad SAW yang berbunyi seperti ini:
فَإِذَا أَقْبَلَتْ الْحَيْضَةُ فَدَعِي الصَّلَاةَ وَإِذَا أَدْبَرَتْ فَاغْتَسِلِي وَصَلِّي } رَوَاهُ الْبُخَارِيّ
Artinya, “Bila keadaan haidl itu datang maka tinggalkanlah shalat. Bila ia telah pergi maka mandi dan shalatlah,” (HR Bukhari dari Sayyidah Aisyah RA).
Seperti yang kita ketahui, dalam Islam seseorang dilarang melakukan ibadah, baik yang wajib dan sunnah. Seperti sholat, berdiam diri di masjid, thawaf, membaca dan menyentuh Al-Qur'an.
Selain untuk urusan syariat, mandi wajib memiliki manfaat untuk membersihkan tubuh dari kotoran. Kotoran ini berpotensi menyimpan bakteri dan bisa merugikan kesehatan tubuh.
Irene Anindyaputri dalam artikel di Hello Sehat pasangan suami istri perlu membersihkan tubuh, terutama alat kelamin setelah berhubungan badan.
Membersihkan alat kelamin setelah berhubungan badan bertujuan untuk mencegah infeksi bakteri atau ragi.
Karena, saat bersenggama, alat kelamin berpotensi besar terpapar kuman, bakteri, dan kotoran. Sehingga harus dibersihkan untuk menjaga kesehatan tubuh.