Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC to close

Tanaman Ludes Dimakan Hama Tikus, Petani Trenggalek Rugi Rp. 4,5 Juta

Tanaman Ludes Dimakan Hama Tikus, Petani Trenggalek Rugi Rp. 4,5 Juta
KABARTRENGGALEK.com - Petani Kabupaten Trenggalek keluhkan tanamanya ludes dimakan hama tikus. Hal tersebut menjadi persoalan yang sangat kompleks bagi kalangan petani. Pasalnya tanaman jagung warga Desa Malasan, Kecamatan Durenan, ini tak satupun disisakan untuk panen alias ludes dimakan tikus (25/06).
Usaha mengusir hama tikus tak kurang-kurang dilakukan Basori, petani berusia 42 tahun, pemilik lahan seluas 310-ru. Basori mulai memberi obat hama dan belerang hingga bom lirang di lubang jalan keluar masuknya tikus. Ketika usahanya tak berdampak signifikan, Basori mengaku tanaman jagungnya yang berumur 3 Bulan 10 hari itu habis tidak ada sisa sama sekali.
"Sebenarnya tanaman jagung ini hasil tumpang sari dari brambang kemudian saya ganti lombok berikutnya saya tanami jagung. Nah pas saya tanami jagung ini ada serangan hama tikus yang tak bisa saya kendalikan sendiri," kata Basori.
Kendati dengan adanya hal tersebut, Basori tidak akan membawa pulang hasil panen sedikitpun. Basori mengalami gagal panen karena hama tikus ini. Basori mengaku tafsir kerugian capai 4,5 juta. Besaran tersebut dipergunakan Basori untuk membeli benih jagung 10 kg dan pupuk serta ongkos pekerja selama tujuh hari.
"Kalau dihitung jelas rugi. Apalagi kalau tidak ketolong tumpang sari, pasti lebih besar dari 4,5 juta kerugian ini," ujar Basori.
Sempat wadul (mengadu) kepada Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan), namun hasilnya belum ada titik terang. Persoalan hama tikus yang menyerang lahan milik Basori masih pro dan kontra. Terkait gagal panen yang dialami Basori, ada yang percaya hal tersebut disebabkan sesuatu yang mistis dan ada juga yang percaya hal itu benar-benar disebabkan oleh hama.
Basori mengaku, di dalam Gapoktan, banyak hal yang bisa dimanfaatkannya seperti peralatan penunjang pertanian. "Saya sudah sempat ngobrol diskusi dengan Gapoktan tapi masih menjadi PR kita semua. Kalau jenis bantuan di Gapoktan ya ada seperti alat pertanian, kebetulan Desa Malasan ini sebagai percontohan Pertanian Holtikultura," ucap warga Rt 24 Rw 06 Ds. Malasan itu.
Menghadapi permasalahan ini, Basori mengharapkan sinergitas Dinas Pertanian Kabupaten Trenggalek untuk memberikan sosialisasi pengendalian hama, sehingga kejadian ini tidak terulang kembali. Apalagi kalau petani yang mengharapkan hasil panennya ini sangat penting karena sebagai bentuk ketahanan ekonomi bersama.
"Saya berharap ada sinergitas dinas terkait, supaya masalah ini cepat terkendali dilalangan petani seperti saya ini," pungkas Basori.

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang wajib diisi ditandai dengan *