Kabar Trenggalek - Harga porang di Trenggalek kini menjadi dilematis. Padahal, sebelumnya porang digaung-gaungkan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Trenggalek sebagai tanaman ubi-ubian yang dapat mendatangkan cuan yang besar, Sabtu (17/09/2022).
Namun, ekspektasi dihantam realita, karena harga porang tak seindah yang digaungkan. Harga yang murah membawa dampak pada petani porang yang sudah terlanjur tergiur untuk menanamnya.
Tak ayal, kehancuran harga porang tersebut menjadi tuntutan massa aksi demonstrasi Aliansi Mahasiswa Trenggalek (AMT) pada (13/09/2022) lalu.
"Pemerintah harus mempertimbangkan pemulihan ekonomi yang lebih serius pasca pandemi Covid-19, tanaman porang sudah menjadi bukti kegagalan pemerintah daerah, karena tanaman porang yang digaungkan pemerintah," tegas Abdul Fattah, Ketua PMII Trenggalek.
Baca: Harga Porang di Trenggalek Anjlok, Petani Karbitan Lesu
Dengan tuntutan demikian, Agus Cahyono, Wakil III DPRD Trenggalek, mengatakan saat porang harganya lesu, dirinya pernah audiensi dengan DPRD Provinsi Jawa Timur bersama perwakilan petani porang asal Trenggalek.
"Kami tidak hanya diam saja, namun pernah audiensi dengan DPRD Provinsi untuk mencari solusi harga porang kok bisa anjlok ketika petani banyak menanam," terang Agus Cahyono.
Agus menyampaikan, ada beberapa sebab harga porang yang murah. Mulai dari pabrik yang ada di luar negeri tutup, dan benih porang yang tak ada sertifikat hal ini menjadi permasalahan yang kompleks.
"Dengan adanya demikian porang yang ditanam petani belum memenuhi standar," ujar Agus.
Baca: Bupati Trenggalek Lebih Tertarik Kelola Porang Sebagai Emas Hijau daripada Tambang Emas
Dirinya juga mengakui bahwa kekuasaan besar harga porang ada ditangan pasar, namun saat ini pemerintah kabupaten belum kuat untuk bersaing dengan pasaran.
"Porang belum sampai di harga 3 - 4 ribu, dan nantinya kami akan audiensi bersama petani porang untuk mencari solusi bersama," ujar Agus.
Sementara itu Suyanto Petani Porang asal Kecamatan Pule mengungkapkan bahwa saat ini harga porang menyentuh 2.6 - 2.8 ribu di pabrik, namun karena petani terhimpit tetap menjual.
"Harga seberapapun kalau sudah terhimpit ya harus dijual," tegasnya melalui sambungan telepon.