Kabar Trenggalek - Petani Porang di Trenggalek melakukan panen raya porang di Desa Jombok, Kecamatan Pule, Kabupaten Trenggalek. Dalam panen raya porang itu, Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin, menyatakan pendapatnya. Arifin lebih tertarik mengelola porang sebagai emas hijau daripada tambang emas yang merusak lingkungan, Rabu (25/08).
Panen raya porang itu dihadiri oleh Wakil Menteri Pertanian, Ketua Komite III DPD RI, Bupati Trenggalek, Wakil Bupati Trenggalek dan jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Trenggalek.
Dalam sambutannya, Arifin mengatakan, ia tak mau tanggung-tanggung menyambut baik investasi untuk pertanian porang di Trenggalek. Melalui investasi untuk pertanian porang, harapannya infrastruktur dan kebutuhan logistik di Kabupaten Trenggalek kedepan akan tercukupi.
"Katanya di Trenggalek ini buminya ada emasnya, tapi saya lebih tertarik untuk emas hijau seperti tanaman porang yang memiliki nilai pro alam. Dan juga Presiden Joko Widodo dalam kunjungan di Madiun menyambut baik tanaman porang ini," ucap Arifin.
Arifin memberi apresiasi tinggi atas kehadiran Wakil Menteri Pertanian dan Ketua Komite III DPD RI. Kata Arifin, kehadiran mereka penting untuk memberi semangat pada petani porang di Trenggalek.
"Saya tidak ingin petani porang di Trenggalek hanya sebagai supplayer (penyedia) saja, namun bagaimana kita berpikir hilirisasi barang setengah jadi. Kalau pun nanti Badan Usaha Milik Desa mampu mengakomodir, ini adalah hal yang sangat bagus," ujar Arifin.
Menurut Arifin, potensi untuk hilirisasi pertanian porang bisa didukung oleh infrastruktur yang sedang dibangun saat ini. Infrastruktur yang dimaksud seperti Bandara Kediri dan exit tol-nya yang berdekatan dengan perbatasan Kabupaten Tulungagung dan Trenggalek. Selain itu, ada Jalur Lingkar Selatan (JLS) yang juga bisa mendukung potensi pertanian porang di Trenggalek.
"Harapan besar ketika ada investor masuk semua diuntungkan. Jangan hanya salah satu saja yang diuntungkan, saya tidak mau seperti itu nantinya terjadi," ungkap Arifin.
Editor: Wahyu Agung Prasetyo