KBRT - Bawang merah bernama latin Allium cepa L. merupakan salah satu tanaman tertua yang dibudidayakan oleh manusia. Bawang merah telah dipahat pada patung atau tugu peninggalan bangsa Mesir pada dinasti pertama dan kedua (3200–2700 SM).
Tanaman bawang merah sudah dikenal sejak tahun 1500 SM di Israel. Bawang merah menyebar ke Eropa Barat, Eropa Timur, dan Spanyol diperkirakan 100 tahun lalu, kemudian menyebar ke Amerika Serikat hingga ke timur jauh dan Asia Selatan.
Daftar Isi [Show]
Komposisi Zat Gizi Bawang Merah
Dilansir dari buku Tumbuhan sebagai Sumber Pangan Toyyib dalam Al-Qur’an karya Ulyatu Fitrotin dan Aniswatul Khamidah, bawang merah mengandung zat gizi yang beragam dan merupakan sumber pangan yang baik dari tumbuhan, yaitu air, kalium, energi (kal), tembaga, protein, seng, lemak, retinol, karbohidrat, betakaroten, serat, karoten total, abu, thiamin, kalsium, riboflavin, Fosfor, niacin, besi, vitamin C, dan natrium.
Senyawa Aktif dan Manfaatnya bagi Kesehatan
Bawang merah adalah tanaman nutrasetikal dan telah dijadikan obat tradisional sejak zaman dahulu kala. Bawang merah mengandung fenolik dan flavonoid (didominasi oleh kuersetin) serta minyak atsiri yang mempunyai potensi antiinflamasi, antikolesterol, antikanker, kardiovaskular, hiperglikemia, dan antioksidan.
Bawang merah juga mengandung polisakarida seperti fruktosan dan sakarosa serta peptida. Bawang merah mengandung banyak senyawa belerang termasuk tiosulfinat, cepaene, S-oksida, S-dioksida, mono, di, dan tri-sulfida, serta sulfoksida.
Senyawa Aktif dan Aktivitas Biologi Bawang Merah
Asam Asetat Pada Umbi
Komponen asam asetat pada umbi bawang merah merupakan kontributor utama terhadap bau khas bawang merah, komponen ini berperan sebagai pencegahan kemo, antibakteri, antiotitik, antisalmonella, antivaginitik, ekspektoran, fungisida, keratigenik, mukolitik, osteolitik, wewangian, protisida, spermisida, ulserogenik, dan verrukolitik
Alil Propil‑Disulfida
Alil propil-disulfida pada umbi bawang merah merupakan senyawa sulfur yang aktivitas biologisnya bersifat hipoglikemik, hemat insulin, dan mengatasi iritasi mata
Katekol
Katekol pada umbi bawang merah memiliki karakter sebagai pencegahan kemo dengan aktivitas biologisnya yakni alergi, antioksidan, pencegah kanker, dan antiseptik.
Selain itu bawang merah juga memiliki komponen protein, mineral, saponin, flavonoid, enzim, vitamin B dengan karakter bukan senyawa sulfur dan memiliki aktivitas biologis antikarsinogen.
Ada pula alisin sebagai penghambat pertumbuhan sel kanker, bau menyengat mawar, tindakan pengusir serangga, dialil sulfid untuk mencegah perkembangan tumor dan mendorong apoptosis pada glioblastoma xenograft ektopik, dan mencegah pertumbuhan sel kanker pankreas, dilil‑disulfida untuk Anti‑HIV, antibakteri, antioksidan, antitumor, pencegah kanker, fungisida, hipokolesterolemia, hipoglikemik, dan imunostimulan, dimetil‑disulfida pada umbi untuk antitiroid dan wewangian, diallil trisulfide yang sangat sitotoksik terhadap sel kanker prostat, menghambat proliferasi sel dengan memicu penghentian siklus sel atau apoptosis, diallil tetrasulfida untuk menginduksi penghentian mitosis hingga apoptosis, alil sulfida untuk menghambat pertumbuhan sel kanker kulit melalui induksi kerusakan DNA yang dimediasi penangkapan G2/M dan apoptosis.
Senyawa lain yang tidak kalah pentingnya yautu dialilpolisulfida untul menginduksi penghentian pertumbuhan dan apoptosis dalam sel, z‑allil sistein untuk antikanker, s‑allil mercapto untuk menginduksi penghentian siklus sel dan mengurangi risiko berbagai jenis kanker pada manusia, S‑alkenil merkapto untuk menginduksi apoptosis pada sel pankreas Garlicnins B (1), C (1), and D yang sangat beracun bagi sel kanker, dan masih banyak komponen lainnya.
Kabar Trenggalek - Edukasi
Editor:Zamz