KBRT - Seminar Nasional bertema "Penguatan Literasi Ekonomi dan Keuangan Syariah" yang diselenggarakan oleh Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) Komisariat Sekolah Tinggi Agama Islam Muhammadiyah (STAIM) Tulungagung, Senin (30/12/2024), menyoroti urgensi literasi ekonomi syariah di kalangan pelajar dan masyarakat. Bertempat di Aula Kampus STAIM Tulungagung, acara ini diikuti oleh 100 peserta, termasuk dosen, mahasiswa, guru, serta pelajar SMA, SMK, dan MA se-Kabupaten Tulungagung.
Ketua IAEI Komisariat STAIM Tulungagung, Hasan Sultoni, dalam sambutannya menegaskan pentingnya literasi ekonomi syariah sebagai upaya transformasi menuju sistem ekonomi yang lebih adil dan sesuai prinsip Islam. “Saat ini, sistem ekonomi syariah telah menjadi perhatian global, bahkan di negara-negara non-Muslim. Umat Islam perlu segera beradaptasi dan memanfaatkan peluang ini untuk kesejahteraan bersama,” ungkap Hasan.
Dalam sesi seminar, Dr. H. Suripto, Ketua STAIM Tulungagung, menjelaskan bagaimana perkembangan ekonomi syariah dapat menjadi solusi atas krisis moral dan ekonomi yang terjadi di era Revolusi Industri 5.0. Menurutnya, konsep literasi ekonomi syariah tidak hanya membahas aspek teknis, tetapi juga menyentuh dimensi spiritual dan etika.
“Ekonomi syariah harus mampu mengembalikan keseimbangan antara Tuhan, manusia, dan alam semesta, sehingga tidak terjadi dominasi karya manusia yang mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan dan teologi,” kata Suripto.
Sementara itu, Dr. Binti Nur Asiyah, Ketua DPW IAEI Jawa Timur, memaparkan perkembangan indeks literasi ekonomi syariah di Indonesia yang mengalami peningkatan signifikan dalam lima tahun terakhir, dari 16,3% pada 2019 menjadi 38,11% pada 2024. Hal ini, menurut Binti, menunjukkan bahwa masyarakat mulai memahami pentingnya mengalihkan penggunaan jasa keuangan konvensional ke sistem berbasis syariah.
“Literasi ekonomi syariah bukan hanya tentang berpindah ke bank syariah, tetapi juga mencakup pemahaman mendalam tentang prinsip-prinsip ekonomi yang menolak riba, spekulasi, dan praktik ekonomi yang tidak adil,” tegas Binti.
Acara juga memberikan ruang interaksi melalui sesi tanya jawab. Peserta seminar aktif mengajukan pertanyaan seputar tantangan implementasi ekonomi syariah dalam kehidupan sehari-hari. Moderator, Mei Santi, mendorong peserta untuk tidak hanya berhenti pada diskusi, tetapi juga mengambil langkah konkret dalam menerapkan literasi ekonomi syariah.
Seminar ini menjadi momentum penting bagi generasi muda, untuk meningkatkan pemahaman dan praktik ekonomi syariah sebagai solusi ekonomi yang berkelanjutan.
Kabar Trenggalek - Pendidikan
Editor:Tri