Kabar TrenggalekKabar Trenggalek
Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC / Click X icon to close

My Account

STAIM Tulungagung Jalin Diplomasi Akademik dengan Sekolah Naungan Universitas Negeri Thailand

  • 14 Jun 2025 18:00 WIB
  • Google News

    KBRT – Sekolah Tinggi Agama Islam Muhammadiyah (STAIM) Tulungagung terus memperluas jaringan kerja sama internasionalnya. Terbaru, STAIM menjalin diplomasi akademik dengan PSU Wittayanusorn School, lembaga pendidikan menengah di bawah naungan Prince of Songkla University (PSU), Thailand Selatan.

    Kunjungan ini berlangsung bersamaan dengan agenda serah terima mahasiswa KKN dan PPL Internasional di Al-Hidayah Foundation, Thailand, pada pekan kedua Juni 2025.

    Ketua STAIM Tulungagung, Suripto, mengatakan bahwa kunjungan ke PSU Wittayanusorn School merupakan bagian dari langkah konkret membangun kerja sama pendidikan lintas negara, khususnya di kawasan Asia Tenggara.

    "Kami tidak hanya berkunjung, tapi juga membuka komunikasi yang erat untuk program magang, pengabdian masyarakat, hingga pengembangan kurikulum bersama," ujar Suripto.

    Perjalanan menuju PSU Wittayanusorn School ditempuh melalui jalur darat sejauh sekitar 20 menit dari Al-Hidayah Foundation, melintasi kawasan Tachang, Bang Klam. PSU Wittayanusorn sendiri berlokasi di Hat Yai, kota pendidikan terbesar di Thailand Selatan.

    Setibanya di lokasi, delegasi STAIM disambut pimpinan dan staf akademik PSU Wittayanusorn School. Kunjungan diawali dengan tur kampus untuk meninjau langsung fasilitas pendidikan yang dimiliki, seperti ruang kelas modern, laboratorium, dan ruang hijau.

    ADVERTISEMENT
    Migunani

    Dalam pertemuan tersebut, kedua lembaga membahas peluang kolaborasi di berbagai bidang pendidikan. PSU menyambut baik inisiatif STAIM untuk menjalin kemitraan yang bisa menguntungkan kedua pihak.

    "Kami menjajaki kerja sama pendidikan yang berbasis nilai-nilai dan kearifan lokal, agar bisa saling memperkuat secara substansi maupun konteks kebudayaan," tambah Suripto.

    Kunjungan ini disebut sebagai langkah awal dari diplomasi pendidikan Islam lintas negara, yang tidak hanya memperkuat jaringan internasional STAIM tetapi juga membuka ruang bagi pertukaran pengetahuan dan pengalaman antara dua institusi berbeda budaya.

    Suripto menekankan bahwa pendidikan adalah jembatan penghubung antarbangsa yang mampu menumbuhkan saling pengertian dan menghormati perbedaan.

    "Kami ingin STAIM menjadi bagian dari gerakan pendidikan Islam yang inklusif dan punya daya saing global. Kerja sama ini bisa menjadi awal dari hubungan akademik yang berkelanjutan," pungkasnya.

    Melalui kolaborasi ini, diharapkan semakin banyak lembaga pendidikan di Thailand Selatan yang membuka diri terhadap jejaring internasional, dan bersama-sama berkontribusi dalam peningkatan kualitas pendidikan di kawasan ASEAN.

    Kabar Trenggalek - Pendidikan

    Editor:Zamz