Kabar TrenggalekKabar Trenggalek
Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC / Click X icon to close

My Account
ADVERTISEMENT
Fighter 2024

Sampah Menggunung di Gudang Rosok Trenggalek, Warga Sambirejo Keluhkan Dampak Kesehatan

Sampah menggunung terlihat di salah satu gudang rosok Trenggalek. Tepatnya di RT 04, RW 02, Desa Sambirejo, Kecamatan Trenggalek. Gudang itu kebanyakan menampung sampah plastik, Rabu (01/05/2024).Hadi Prayitno (40), salah satu warga Sambirejo mengeluhkan dampak kesehatan dari gunungan sampah di gudang rosok itu. Rumah Hadi dan keluarganya berada tepat di sebelah gudang rosok. Di halaman belakang rumahnya, sampah plastik hampir menjebol pagar.Setiap hari, Hadi merasakan dampak dari gunungan sampah itu. Seperti bau tidak sedap, pemandangan yang tidak enak, dan sarang ular kobra. Tumpukan sampah juga menjadi sarang nyamuk yang dikhawatirkan menyebabkan demam berdarah.Saat ditemui Kabar Trenggalek, anak dan istri Hadi sedang sakit. Anaknya mengalami gatal dengan gejala bintik-bintik hitam dari kedua kaki sampai tangan."Istri saya sakit. Anak saya bintik-bintik gak tahan gatal sampai sekarang ada bekas hitam masih ada. Mulai dari kaki sampai tangan," ujar Hadi kepada Kabar Trenggalek.Warga Sambirejo lainnya, Katiman (65) juga resah dengan gunungan sampah itu. Rumahnya berada sekitar 20 meter dari gudang rosok. Ketika musim hujan, tercium bau sampah yang semakin tidak sedap."Dampaknya kena demam berdarah, anak saya kena, tetangga juga kena. Kalau ada yang membuat lingkungan kurang nyaman, ya resah. Saya butuhnya sama-sama saling menjaga supaya lingkungan aman," terang Katiman.

Mengadu ke Pemerintah Desa Sebelum Puasa

[caption id="attachment_72938" align=aligncenter width=1280]sampah-menggunung-gudang-rosok-trenggalek-warga-sambirejo2 Anak Hadi mengalami sakit gatal dengan bintik-bintik hitam di kedua kaki sampai tangannya/Foto: Wahyu AO (Kabar Trenggalek)[/caption]Hadi menyampaikan, warga Sambirejo yang terdampak gunungan sampah di gudang rosok sudah mengadu ke pemerintah desa sebelum bulan puasa, tepatnya Jumat, 8 Maret 2024. Dalam mediasi itu, pihak pengusaha gudang rodok sepakat untuk memenuhi tuntutan warga terdampak.Kesepakatan itu mulai dari tidak melakukan bongkar muat sampah di jalan desa. Kemudian, melakukan tindakan supaya kapasitas sampah tidak menggunung dan meluber ke rumah Hadi.Akan tetapi, Hadi mengatakan kesepakatan itu tidak dilaksanakan oleh pihak gudang rosok. Pada Senin (29/04/2024), Hadi menyampaikan kembali tuntutan warga terdampak kepada Pemerintah Desa (Pemdes) Sambirejo.Hingga Rabu (30/04/2024) pagi, Hadi menyaksikan ada tambahan truk muat sampah. Sampah plastik di halaman belakang rumahnya hampir menjebol pagar. Ia bingung harus melakukan apa lagi supaya persoalan gunungan sampah di gudang rosok bisa diselesaikan."Tapi sampai sekarang kok malah semakin menumpuk. Hari ini saya tahu ada tambahan sampah dari truk. Bukan semakin berkurang, sampah malah semakin menumpuk. Bingung langkah berikutnya mau gimana," ujar Hadi.Sebenarnya, anak Hadi sudah mengalami sakit gatal dengan bintik hitam sejak bulan puasa. Akan tetapi, karena merasa bukan waktu yang tepat untuk protes, ia memilih diam. Lalu, keluhan warga terdampak mulai disuarakan lagi setelah lebaran Idul Fitri."Sakitnya sejak puasa. Tapi saya diam tidak menyuarakan persoalan ini. Tapi karena ada dampak lagi, saya bersuara seperti ini, daripada banyak korban, terutama sarang nyamuk, saya buka suara kembali," terang Hadi."Kami kan tetangga, sebenarnya berusaha saling mengerti. Tapi untuk kesehatan, untuk lingkungan kan harus diperhatikan. Kalau terus-terusan begini, kalau didiamkan saja, yang terdampak terdekat yang paling parah nanti," tambahnya.Hadi dan warga terdampak lainnya turut mempertanyakan perizinan usaha di gudang rosok itu. Menurut Hadi, setiap usaha harus memiliki izin sesuai peraturan yang berlaku. Sehingga, ada acuan yang jelas untuk mengelola sampah."Gak harus menutup usaha orang. Yang diinginkan warga itu kondusif. Kalau mendirikan usaha, ya harus mengikuti izin prosedur yang ada. Kalau memang gak ada izin yang seperti itu, ya warga tetap protes," tegas Hadi.Senada dengan Hadi, Katiman mengatakan semua orang berhak berusaha. Akan tetapi, usaha itu harus mengikuti aturan. Pihak pengusaha gudang rodok seharusnya juga menerima keluhan serta menjalankan kesepakatan dengan warga terdampak."Harusnya dilaksanakan prosedur dan kesepakatan atas tuntutan warga itu tadi. Harapannya ke depan untuk segera ditangani gimana caranya supaya kita gak terlalu terganggu. Menciptakan situasi yang kondusif," tandas Katiman.

Kepala Desa Sambirejo Angkat Suara

[caption id="attachment_72937" align=aligncenter width=1280]sampah-menggunung-gudang-rosok-trenggalek-warga-sambirejo3 Gunungan sampah plastik hampir menjebol pagar halaman belakang rumah Hadi/Foto: Wahyu AO (Kabar Trenggalek)[/caption]Kepala Desa Sambirejo, Karyanto, membuka suara terkait persoalan gunungan sampah di gudang rosok yang dikeluhkan warganya. Ia mengatakan, pihak Pemdes Sambirejo sudah memfasilitasi aspirasi masyarakat."Terkait keberadaan gudang sampah atau rosok, sebenarnya sudah kami fasilitasi keluhan warga sekitar. Kami juga melibatkan dari BKTM, Babinsa dan Polres Trenggalek, sudah ada kesepakatan dengan pemilik rosok untuk segera melakukan tindakan pembersihan dan sebagainya," ujar Karyanto saat ditemui Kabar Trenggalek di Kelurahan Kelutan, Rabu (01/05/2024).Karyanto mengaku sudah menekankan kepada pengusaha rosok untuk mentaati semua kesepakatan yang sudah dibuat bersama warga terdampak. Ia sudah menegur pengusaha tersebut untuk menjaga kebersihan dan ketertiban lingkungan."Saya udah pernah melakukan teguran secara lisan maupun tertulis kepada yang bersangkutan [pengusaha rosok]. Sampai kami melakukan koordinasi dengan Satpol PP Kecamatan Trenggalek untuk ikut memberikan sosialisasi agar menjaga kebersihan lingkungan sekitar gudang rosok," ucapnya.Berkaitan dengan keluhan dampak kesehatan gejala demam berdarah, Karyanto menyampaikan belum ada kasus di sekitar gudang rosok. Ia mengaku belum menerima laporan adanya penyakit demam berdarah dari pihak puskesmas."Saya belum mendapat laporan dari bidan maupun perawat desa untuk memastikan yang bersangkutan itu kena demam berdarah atau tidak. Nanti penentuannya di rumah sakit," kata Karyanto.Sementara itu, terkait izin usaha gudang rosok, Karyanto mengungkapkan pengusaha pernah mendaftarkan usaha di program Online Single Submission (OSS) dengan kapasitas modal di bawah Rp50 juta. Akan tetapi, pihak Pemdes Sambirejo tidak pernah memberi izin pengelolaan biji sampah."Kalau kegiatan pengusaha terkait pabrik pengolahan biji plastik dan yang lain sampai seperti itu tidak ada. Pemerintah Desa tidak pernah mengeluarkan izin itu atau memberikan rekomendasi. Setahu saya, izin lingkungan itu untuk pabriknya itu belum ada," terang Karyanto.Karyanto menyebutkan, ketika kesepakatan dengan warga terdampak tidak dijalankan oleh pengusaha gudang rosok, Pemdes Sambirejo akan melakukan langkah tindak lanjut."Misalnya ada dalam kesepakatan itu dilanggar, artinya akan kami tindaklanjuti dengan berkoordinasi dengan Satpol PP maupun dinas-dinas terkait yang membidangi tentang perizinan dan lingkungan hidup," ucap Karyanto.Oleh karena itu, Karyanto meminta warga terdampak gunungan sampah untuk memberi laporan ketika pihak pengusaha gudang rosok tidak menjalankan kesepakatan."Kalau kesepakatan itu tidak dilakukan, silahkan datang ke balai desa. Kami buat berita acara bahwa kesepakatan itu tidak dilakukan, melanggar kesepakatan. Ditandatangani oleh warga terdampak, mengetahui kepala desa, suratnya kami sampaikan ke Satpol PP, PKPLH dan dinas terkait untuk segera ditindaklanjuti," jelas Karyanto."Nanti biar pak kasun atau perangkat desa, dibuatkan berita acara bahwa atau laporan yang menyampaikan tidak melakukan melaksanakan kesepakatan yang dituntut warga dan pemerintah. Jadi, Kami pun juga tidak mau menghalang-halangi. Dan saya pun tidak mau usaha itu memberikan dampak negatif kepada masyarakat," tandasnya.