Kabar TrenggalekKabar Trenggalek
Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC / Click X icon to close

My Account

Ruas Jalan Ngetal–Melis Rusak dan Gelap, Pengguna Jalan Terancam Bahaya

  • 31 May 2025 10:00 WIB
  • Google News

    KBRT - Jalan alternatif penghubung Desa Ngetal dan Desa Melis yang ramai digunakan pengendara sebagai jalur pintas dari Kecamatan Gandusari menuju Pogalan mengalami kerusakan parah. 

    Kondisi jalan yang bergelombang dan minim penerangan dikeluhkan warga, khususnya Irfan Sanjaya, pemilik satu-satunya rumah sekaligus ruko di sepanjang jalan rusak tersebut.

    Kerusakan jalan terlihat pada ruas sekitar 300 meter yang berada di wilayah Desa Ngetal. Sebagian besar permukaan jalan telah kehilangan lapisan aspal, tertutup batu dan tanah yang membentuk gelombang. Saat hujan, lubang-lubang di jalan berubah menjadi genangan air yang membahayakan pengendara, terutama yang belum mengenal kondisi medan.

    “Sangat meresahkan saya, orang yang lewat jalan sini omongannya jelek-jelek,” keluh Irfan Sanjaya (35), saat ditemui di rukonya, Jumat (30/5/2025).

    Menurut Irfan, kondisi jalan semakin memburuk saat hujan turun. Pengendara harus saling bergantian memilih sisi jalan yang aman untuk dilewati.

    “Orang-orang kadang bilang, ‘jalan ke rumahnya Pak Bupati kok seperti ini.’ Karena rumah orang tua Pak Bupati memang ada di ujung jalan ini,” tambah Irfan.

    ADVERTISEMENT
    Migunani

    Meski hanya sepanjang 300 meter yang rusak, jalur ini tergolong vital. Setiap hari, jalur tersebut dilewati berbagai jenis kendaraan, mulai dari motor, mobil pribadi, hingga truk. Waktu tersibuk terjadi pada pagi hari saat pelajar berangkat sekolah dan para pedagang sayur menuju Pasar Bendo.

    “Awalnya saya kira di sini sepi waktu membangun rumah, tapi saat proyek berlangsung, pengendara seperti tidak pernah sepi,” ujarnya.

    Selain rusak, jalan ini juga minim penerangan. Irfan menyebut, satu-satunya cahaya malam berasal dari lampu depan rumahnya.

    “Dulu pernah ada yang menurunkan material tanah satu pikap untuk menambal lubang, tapi langsung ditinggal begitu saja. Saya dan istri yang meratakan supaya tidak membentuk gundukan,” tuturnya.

    Kendati tinggal di tengah kondisi yang tidak nyaman, Irfan mengaku masih menerima kebaikan dari para pengendara. Banyak dari mereka memberi sayur dan buah sebagai bentuk terima kasih atas cahaya yang ia sediakan.

    “Harapan saya dan warga sini, jalan ini bisa segera diperbaiki. Sekarang sudah tidak bisa memilih mana jalan yang masih bagus,” tandas Irfan.

    Kabar Trenggalek - Mata Rakyat

    Editor:Zamz