Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC to close

Ragam Kesenian Trenggalek Dipentaskan di Taman Mini Indonesia Indah Jakarta

Kabar Trenggalek - Ragam Kesenian Trenggalek dipentaskan di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, pada Jum'at malam (18/11/2022). Kegiatan ini menjadi ajang silaturahmi sekaligus ajang promosi seni kebudayaan yang menguatkan potensi pariwisata di Kabupaten Trenggalek.Wakil Bupati Trenggalek, Syah Muhamad Natanegara, saat membuka kegiatan, berharap pentas kesenian yang digelar di pusat ibu kota negara itu bisa menjadi ajang promosi dan perkenalan potensi yang dimiliki Trenggalek.Dalam Sambutannya, Syah juga memohon dukungan dan doa agar bisa terus menjaga kelestarian alam Kabupaten Trenggalek.Baca: Pameran Belang Tiga: Seniman Muda Trenggalek Ekspresikan Kegelisahan Menjadi Lukisan"Saat ini Trenggalek dilanda bencana silih berganti. Saya mohon doanya agar bencana ini bisa lekas berakhir dan kami masyarakat Trenggalek kuat dan bisa menghadapi ujian ini," terang Syah.Selain doa, Syah juga berharap dukungan untuk menjaga kelestarian alam. Sebab, kejadian bencana tidak lepas dari pergeseran keseimbangan alam yang mengakibatkan perubaha iklim yang tidak menentu."Dari jargon Meroket ada 3 janji kami, janji politik yang kami usung dalam kampanye. 3 janji ini Maju Ekonominya, Orang atau Organisasinya kreatif dan yang ketiga ekosistem terjaga. Sehingga saya memohon doanya semoga bisa menjaga kelestarian dan keseimbangan alam," jelas Syah.Baca: Tak Sekedar Coretan, Wall Wull Street Ciptakan Karya Seni untuk Eksistensi Pemuda Trenggalek

Kesenian Trenggalek yang Dipentaskan di TMII Jakarta

1. Bedoyo Nitisari

[caption id="attachment_23018" align=alignnone width=1080] Kesenian Bedoyo Nitisari/Foto: Prokopim Trenggalek[/caption]Kesenian Bedoyo Nitisari, menjadi tarian pembuka dari pentas budaya yang digelar oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Trenggalek itu.Bedoyo Nitisari sendiri merupakan sebuah tari persembahan yang menggambarkan karakter sosok Putri Nitisari.

2. Turonggo Yakso

[caption id="attachment_23019" align=alignnone width=1080] Kesenian Turonggo Yakso/Foto: Prokopim Trenggalek[/caption]Setelah itu, Tari Turonggo Yakso yang memang menjadi tarian khas masyarakat di Trenggalek. Turonggo Yakso sendiri berasal dari sebuah upacara adat Baritan, bersih desa wujud syukur terhadap hasil panen yang melimpah di Kecamatan Dongko.Turonggo mengandung arti kuda dan Yakso adalah Buto atau Raksasa. Turonggo Yakso menceritakan tentang Dadung Awuk yang menjaga pertanian dan hewan peliharaan.Untuk tokoh jahat disimbolkan celeng dan barongan. Saling bertempur untuk menjadi pemenang, namun akhirnya yang benarlah yang menang.

3. Prasasti Kamulan Tonggak Ing Trenggalih

[caption id="attachment_23016" align=alignnone width=1080] Kesenian Prasasti Kamulan Tonggak Ing Trenggalih/Foto: Prokopim Trenggalek[/caption]Puncaknya, ada drama tari dengan judul Prasasti Kamulan Tonggak Ing Trenggalih. Drama tari ini mengambil salah satu cerita dari 17 cerita yang dituturkan oleh salah satu tokoh masyarakat di sana.Sunyoto, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Trenggalek, berharap besar dalam kegiatan kesenian ini. Melalui drama tari ini, diharapkan dapat menjadi ajang promosi sekaligus sumber inspirasi perkembangan budaya di Trenggalek."Untuk pentas budayanya saat ini masih membawa tarian dan kesenian unggulan kita. Ada Turonggo Yakso, kemudian tarian Bedoyo Nitisari yang biasa kita sebut sebagai tarian persembahan," kata Sunyoto.[caption id="attachment_23017" align=alignnone width=1080] Kesenian Langgam Jawa/Foto: Prokopim Trenggalek[/caption]Berikutnya, ada lagu-lagu, langgam Jawa, serta sendra tari. Kesenian itu mengambil satu cerita yang berasal dari Prasasti Kamulan (peristiwa Kamulan).Di sini ada 17 cerita setelah prasasti ini dibawa ke Trenggalek. Ada salah satu tokoh yang membuat cerita berdasarkan sejarah yang beliau ketahui. Salah satu cerita itu akan difragmenkan dan direalisasikan menjadi sebuah drama tari."Harapannya setelah Prasasti Kamulan ini Kembali ke Trenggalek, menjadi sumber-sumber inspirasi bagi kebudayaan kita. Kemudian tidak menutup kemungkinan menjadi inspirasi cerita ketoprak, ludruk dan kesenian lainnya," tambah Sunyoto.

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang wajib diisi ditandai dengan *