KBRT — Asap tipis yang mengepul dan suara siul uap menjadi ciri khas pedagang kue tradisional yang identik dengan isian gula aren ini. Kue berbahan dasar parutan kelapa ini tetap eksis hingga sekarang karena rasa gurih kelapanya selalu diingat oleh para penikmatnya.
Joko (59), pedagang putu di Trenggalek, masih bertahan di tengah maraknya jajanan baru. Pria asal Dusun Klampisan, Desa Surondakan ini mengaku telah menjual kue putu sejak masa mudanya.
“Ya kira-kira sudah puluhan tahun, saya saja nikah itu sekitar umur 25,” ujar Joko.
Dulunya, dengan gerobak yang bertengger pada sepeda motor miliknya, Joko menjajakan kue tradisional tersebut hingga ke berbagai daerah di Trenggalek.
“Saya saat masih muda menjual putu ini berkeliling sampai ke daerah Tugu bahkan Kampak. Tetapi akhir-akhir ini saya memilih menetap di sekitar alun-alun saja,” terangnya.
Saat ini, Joko masih menggunakan motor dan gerobaknya untuk berjualan kue putu. Ia kini hanya mangkal di dekat alun-alun karena dagangannya sudah habis terjual di sana.
“Alhamdulillah, sekarang mangkal di sini saja sudah habis. Saya mulai berjualan setelah salat Asar, kira-kira jam 4 sore sampai habis,” ungkapnya.
Joko mengaku setiap hari dagangan kue putunya selalu habis. Bahkan, jika sedang ramai, ia bisa pulang sebelum pukul sembilan malam.
“Saya dulu belajar bikin kue ini di penjual putu asal Desa Sumberingin. Untuk satu kue putu saya jual seharga Rp1.000. Pembeli juga bebas mau beli berapa, tetapi biasanya satu porsi itu isi 10 kue putu,” jelasnya.
Kue yang hanya dimatangkan menggunakan uap panas ini cocok dinikmati selagi masih panas dengan isian gula aren yang lumer. Proses pembuatan putu juga unik.
Adonan kue putu yang telah dimasukkan ke dalam cetakan bambu kecil hanya diletakkan di atas panci berisi air mendidih. Tutup pancinya dilubangi agar uap air dapat tersimpan dan masuk sempurna ke cetakan kue.
“Dua menit saja kue putu ini sudah matang. Awalnya tutup panci yang berlubang saya sumbat dengan kayu kecil supaya uap panas dari air mendidih tidak keluar sia-sia,” kata Joko.
Dalam sehari, Joko mengaku tidak membawa banyak adonan kue putu. Ia juga menegaskan kue putu buatannya tidak menggunakan campuran apa pun.
“Bahannya ya cuma parutan kelapa sama gula aren, tidak menggunakan tepung beras ataupun campuran lain,” pungkasnya.
Kabar Trenggalek - Feature
Editor:Zanz