Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC to close

Prasasti Kamulan Trenggalek Dibikin Replika, Apasih Kegunaannya? 

Kabar Trenggalek - Hampir setahun Prasasti Kamulan yang menjadi pertanda kelahiran Bumi Menak Sopal Trenggalek diboyong pulang. 

Sebelumnya, Prasasti Kamulan bertahun tahun menginap di Tulungagung tepatnya di museum wajakensis. 

Ternyata, baru baru ini Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Trenggalek tengah mempersiapkan replika Prasasti Kamulan. 

Replika tersebut bakal diletakkan di museum wajakensis tulungagung yang pernah menjadi singgah prasasti kamulan. 

Disinyalir, Pembuatan replika Prasasti Kamulan ini merupakan syarat atau perjanjian saat Pemkab Trenggalek memboyong Prasasti Kamulan dari Museum Wajakensis ke Pendopo Manggala Praja Nugraha.

Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XI Jatim membantu pembuatan replika prasasti yang menjadi pedoman Hari Jadi Trenggalek itu.

BPK Wilayah XI Jatim juga telah memasang cairan khusus semacam gypsum ke prasasti tersebut.

Kemudian, setelah mengeras, cairan tersebut akan dilepas, dan digunakan sebagai cetakan untuk membuat replika Prasasti Kamulan.

"Pembuatan replika itu merupakan usulan kami ke BPK Wilayah XI Jatim, kemudian diteruskan ke Pemkab Trenggalek sebagai syarat untuk memboyong prasasti," ungkap Haryadi, Koordinator Wilayah (Korwil) Tulungagung - Trenggalek BPK Wilayah XI Jawa Timur. 

Setelah jadi, replika prasasti tersebut akan diletakkan di area Museum Wajakensis Tulungagung, yang memiliki fungsi sebagai berikut:

  1. Replika tersebut sebagai tanda bahwa lokasi tersebut pernah digunakan sebagai penyimpanan Prasasti Kamulan.
  2. Selain itu, replika tersebut untuk menambah keterangan bahwa dulu sebagian area Trenggalek merupakan wilayah Tulungagung. 

"Kami akan gunakan replika tersebut sebagai dokumen. Sebab, banyak pengunjung yang bertanya tentang Prasasti Kamulan. Kasihan jika pengunjung harus ke Trenggalek," tegasnya. 

Pembuatan replika ini akan memakan waktu cukup lama. Nantinya replika akan berbentuk sama persis dengan Prasasti Kamulan.

"Biaya untuk membuat replika juga lebih mahal daripada membuat duplikat. Semoga bisa jadi dan diletakkan di tempat sebelumnya," ujarnya.