Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC to close

Penyakit Kulit Hantui Sapi di Trenggalek, 20 Ternak Milik Warga Terpapar 

Pasca Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) menyerang Kota Alen-Alen Trenggalek kini kembali muncul penyakit kulit lumpy skin disease (LSD). Kini, sapi milik warga dihantui penyakit yang menyebar melalui lalat caplak itu.

Gelontoran 2.000 vaksin dari Dinas Peternakan (Disnak) Provinsi Jawa Timur telah disuntikkan ke sapi. Namun, fokus penyuntikan di Trenggalek diprioritaskan golongan sapi perah, karena diyakini sapi perah sebagai ekonomi masyarakat. 

Ririn Hari Setiani, Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner, Disnak Trenggalek, menerangkan vaksinasi sapi perah saat ini masih 30 persen. 

"Imbauan sudah kita gemborkan lewat leaflet dan banner, minta masyarakat waspada, terutama lalu lintas angkutan hewan yang keluar masuk Trenggalek. Kemudian kebersihan kandang, karena LSD ini untuk penularannya menggunakan vektor salah satunya lewat lalat caplak," tegasnya saat dikonfirmasi. 

Detailnya, sapi yang terpapar LSD di Trenggalek sebanyak 20. Paparan pertama penyakit kulit itu di Desa Gading, menyerang sebanyak 4 RT, hingga merembet ke Desa Pucanganak, Kecamatan Tugu, Trenggalek.

"Lebih kurang dua pekan lalu sudah diambil sampel oleh laboratorium. Sapi yang terkena justru ternak warga yang lama dan tempatnya terisolir, bisa saja ada lalat yang terbawa di mobil yang ternyata vektor, apalagi berbatasan langsung dengan Ponorogo, kami juga tidak mengetahui sejauh mana Lalat itu bisa terbang," tegasnya. 

Indikasi terpapar penyakit kulit LSD tersebut pada kulit sapi terdapat bentol bentol. Namun, vektornya tidak seganas PMK, karena hingga saat ini belum ada sapi yang disembelih secara paksa dan kebanyakan sudah sembuh. 

"Kondisinya mulai sembuh yang bentol bentol ada beberapa yang sudah meletus. Jika terpapar jangan dijual, pengobatan LSD bisa sampai 2 bulan disamping itu seputaran kandang disemprot agar steril dari lalat caplak," tandasnya.