Kabar Trenggalek - Tahun pertama Dinas Peternakan (Disnak) Trenggalek dalam mengibarkan kiprahnya di Bumi Menak Sopal belum berkontribusi secara masif untuk sektor Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Plt Kepala Disnak Trenggalek, Nurkholik, mengatakan target PAD pada 2022 mencapai Rp 210 juta. Salah satu di antaranya adalah PAD yang berasal dari sektor penjualan ternak.
"Targetnya Rp 210 juta, Rp 165 juta sektor penjualan ternak," penekanan pria yang pernah menjabat sebagai Camat Bendungan itu.
Selama perjalanan tahun anggaran (TA) 2022, kata Kholik, potensi PAD pada sektor penjualan ternak mengalami kendala, sehingga mempengaruhi capaian PAD.
Sementara kendala itu tak lain adalah kemunculan wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Di Trenggalek, Wabah PMK sempat merebak saat menjelang pertengahan 2022.
"Ada salah satu item, penjualan hewan ternak, salah satu sumber pada saat itu kan ada PMK belum," jelasnya saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon.
Kholik menjelaskan, implikasi dari wabah PMK terhadap rendahnya capaian PAD penjualan hewan ternak, yaitu mempengaruhi proses lelang yang sedang diproses oleh Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Malang.
"Jadi tidak bisa melaksanakan penjualan itu [hewan ternak], dan sekarang masih didaftarkan ke KPKNL Malang," tegasnya.
Di sisi lain, Kholik tak menafikan bahwa pada Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (PAPBD) 2022, ada peluang untuk Disnak Trenggalek mengurangi target PAD pada sektor penjualan hewan ternak.
Namun perkiraan itu meleset, ketika proses pendaftaran lelang hewan ternak di KPKNL Malang tak kunjung selesai.
"Kemarin beranggapan masih bisa melaksanakan itu, karena sudah kami daftarkan KPKNL ini," ucapnya.
Kendati sektor PAD penjualan hewan ternak belum menunjukkan hasil yang memuaskan pada 2022, Kholik mengaku, Disnak Trenggalek memiliki potensi PAD lain yang tidak terdampak wabah PMK. Sektor itu pun berjalan dengan baik.
"Capaian target [selain penjualan hewan ternak] sekitar Rp 45 juta," ujarnya.
Lain itu, menyongsong 2023, Rancangan APBD untuk Disnak diproyeksikan sekitar Rp 3 Miliar (sudah dipisahkan oleh gaji pegawai). Nurkholik menilai, anggaran itu cukup terbatas, namun pihaknya tetap mengupayakan agar program kegiatan bisa berjalan.
"Selain rutin, ada kegiatan kita untuk mengakomodir, misal dari kegiatan musrenbang, pokir dewan, belanja obat, keseluruhan hewan ternak Rp 1,1 M," tandasnya.