Penyakit Hewan Ternak Masih Hantui Trenggalek, Sapi Jadi Sasaran Utama
Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) masih menghantui Trenggalek. Karena, hingga saat ini penyakit hewan tersebut masih mewabah pada ternak warga, salah satunya yang diserang Sapi, Senin (22/04/2024).Apalagi lokasi serangan PMK yang masif di Kabupaten Tulungagung terjadi di tiga kecamatan yang mana dua kecamatan di antaranya berbatasan langsung dengan Kabupaten Trenggalek.Kepala Dinas Peternakan Trenggalek, Joko Susanto menuturkan langkah yang paling efektif dalam menekan penularan PMK adalah melalui vaksinasi dan sosialisasi yang masif terhadap pedagang dan pembeli di pasar hewan serta peternak."Wabah PMK ini di beberapa daerah sudah muncul kasus-kasus lagi, kita juga waspada terutama keluar masuknya sapi ke Trenggalek," kata Joko.Menurut Joko, capaian vaksinasi PMK Trenggalek sudah melebihi target yang dicanangkan yaitu 20 ribu ekor.Pada Bulan Maret 2024 capaian vaksinasi PMK di Trenggalek mencapai 56.992 ekor dengan rincian bulan Januari 23.870 ekor, lalu Februari 21.409 ekor, dan Maret 11.713 ekor."Jadi capaian kita lebih dari 200 persen, dari angka tersebut ada yang baru mendapatkan vaksin pertama namun mayoritas adalah booster," detail Joko.Menurutnya, sapi yang sudah mendapatkan vaksin PMK lengkap yaitu sebanyak tiga kali suntikan dan satu kali di tahun-tahun selanjutnya akan lebih kebal terhadap PMK."Tingkat kesembuhan atau recovery rate-nya hampir 100 persen," lanjutnya.Namun demikian, masih ada saja masyarakat yang anti terhadap vaksin PMK sehingga melarang petugas memberikan vaksin terhadap hewan ternaknya.Joko mencontohkan kasus di Kecamatan Karangan yang mana terdapat 2 ekor sapi mati dan 3 ekor sapi harus dipotong paksa karena terserang PMK.Pada kasus tersebut pemilik sapi enggan melaporkannya ke petugas saat hewan ternaknya terserang PMK, sehingga petugas tidak bisa melakukan pengobatan.Petugas sendiri tidak mengetahui riwayat sapi tersebut, mulai dari status vaksinasi dan riwayat penularan PMK nya."Di kandang tersebut masih ada satu ekor pedet (anak sapi) yang masih hidup dan tidak ada gejala PMK, namun pemiliknya melarang petugas memberikan vaksin PMK," ungkapnya.Hal tersebut yang sangat disayangkan oleh Disnak Trenggalek walaupun memang saat ini sangat jarang terjadi dan ditemui di lapangan karena kesadaran peternak akan pentingnya vaksinasi yang semakin tinggi.Di sisi lain, saat ini ada 24 hewan ternak yang terserang PMK. Yang mana 10 ekor diantaranya berada di Kecamatan Tugu, lalu 7 ekor di Kecamatan Dongko, 5 ekor di Kecamatan Panggul, dan 2 ekor di Kecamatan Pule."Saat ini dalam perawatan petugas dan kondisinya semakin membaik," tambah Joko.Lebih lanjut, Joko mengingatkan agar pembeli menghindari sapi yang menunjukkan gejala PMK mulai dari produksi air liur yang berlebihan, lalu ada luka di kuku dan lesi di mulut."Namun mayoritas pembeli sudah tahu, kalau ada gejala PMK, mereka tidak mau membeli walaupun dijual dengan harga yang lebih murah," tegasnya.Joko juga memastikan harga sapi di Pasar Hewan Tamanan, Kecamatan Trenggalek sendiri masih stabil dan tidak ada penurunan yang signifikan akibat adanya isu wabah PMK di daerah lain."Update harga di pasar belum ada penurunan harga, petugas kami sudah memeriksa, harga sapi yang layak untuk qurban misalnya berada di kisaran Rp 20 juta, Rp 25 juta bahkan ada yang Rp 30 juta, masih bagus," tandasnya.
Tinggalkan komentar
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang wajib diisi ditandai dengan *