Kabar TrenggalekKabar Trenggalek
Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC / Click X icon to close

My Account

Minat Generasi Muda Tadarus Al-Qur'an di Trenggalek Kian Menurun

  • 09 Mar 2025 20:00 WIB
  • Google News

    KBRT - Pada bulan Ramadhan, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak ibadah, terutama membaca Al-Qur'an yang dikenal dengan istilah tadarus. Kegiatan tadarus biasanya dilakukan sepanjang hari di masjid atau musala secara bergantian antar kelompok atau usia. Namun, seiring berjalannya waktu, generasi muda semakin kehilangan kesadaran untuk meneruskan tradisi positif ini.

    Makinudin (73), warga Desa Sukorame RT 03 RW 06, yang juga merupakan takmir Masjid Assyuhada Watu Dhukun, mengaku khawatir dengan semakin lesunya minat generasi muda dalam mempelajari Al-Qur'an.

    "Kegiatan tadarus masih tetap rutin sepanjang hari, tetapi saat giliran pemuda sekarang memang tak sebanyak dahulu yang datang," ujarnya.

    Makin menjelaskan bahwa sepanjang hari di Masjid Assyuhada selalu berkumandang lantunan bacaan Al-Qur'an. Setelah subuh, tadarus biasanya dilakukan oleh bapak-bapak warga Watu Dhukun.

    "Tadarus bapak-bapak di pagi hari selesai sekitar pukul 08.00 WIB, lalu setelah salat zuhur biasanya disambung oleh murid Taman Pembelajaran Al-Qur'an (TPA) setempat hingga waktu ngabuburit tiba," paparnya.

    Makin menegaskan bahwa meskipun bacaan murid TPA masih sering keliru dan belum lancar, ia tetap setuju menggunakan speaker masjid bagi mereka. Menurutnya, anak-anak TPA harus dilatih sejak dini agar kelak dapat meneruskan tradisi tadarus.

    ADVERTISEMENT
    Migunani

    "Sesuai dengan pengertian tadarus, yaitu membaca dan mempelajari Al-Qur'an secara bersama-sama, maka jika ada kesalahan saat membacanya dapat dikoreksi bersama," ungkapnya.

    Tadarus juga dilakukan setelah tarawih oleh ibu-ibu hingga pukul 22.00 WIB, lalu dilanjutkan oleh pemuda berusia 16 tahun ke atas.

    "Anak muda yang aktif tadarus sekitar 7 hingga 10 orang, tetapi tidak semuanya ikut membaca dan menyimak. Bahkan, yang aktif tadarus terkadang bacaannya masih banyak yang keliru," tandasnya.

    Hal serupa dirasakan oleh Arju Falah (19), jamaah Musala Al-Hidayah di Desa Bendorejo. Ia mengatakan bahwa pemuda seusianya yang datang saat giliran tadarus setelah tarawih tidak lebih dari lima orang.

    "Yang rutin melakukan tadarus hanya saya bersama dua teman saya. Kebanyakan teman seusia saya sudah bekerja atau merantau," ujarnya.

    Kabar Trenggalek - Peristiwa

    ADVERTISEMENT
    Lodho Ayam Pak Yusuf