Kabar TrenggalekKabar Trenggalek
Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC / Click X icon to close

My Account

Meski Marak Bagi Takjil, Omzet PKL Trenggalek Tetap Stabil

  • 25 Mar 2025 14:00 WIB
  • Google News

    KBRT - Kegiatan bagi-bagi takjil marak dilakukan oleh berbagai kelompok masyarakat di setiap sudut Trenggalek. Namun, kegiatan ini lebih sering dilakukan di pusat keramaian, seperti di sekitar alun-alun kota.

    Bagi-bagi takjil gratis sarat akan nilai positif. Terbukti, sejumlah pedagang di sekitar alun-alun Trenggalek mengaku penjualannya tetap stabil meski berdampingan dengan kegiatan bagi-bagi takjil. Salah satunya Indri Septiana (27), pedagang minuman dan makanan kekinian seperti boba dan churros.

    "Walau selalu berdekatan dengan kegiatan bagi-bagi takjil gratis di utara alun-alun, penjualan saya tetap stabil," ujarnya.

    Indri sudah berjualan di sebelah utara alun-alun, tepatnya di bawah Tugu Adipura, sebelum bulan Ramadan tiba. Ia membenarkan bahwa kegiatan bagi-bagi takjil gratis sering dilakukan di area tersebut.

    "Saya mulai mempersiapkan buka stand dari jam 14.00 WIB, tapi pembeli biasanya banyak berdatangan mulai jam 16.00 WIB," ungkapnya.

    Di stand kiosnya, Indri menjual berbagai minuman, mulai dari teh dengan berbagai rasa, boba, hingga es podeng. Sementara untuk makanan, ia menjual churros, mi tek-tek, dan tape bakar.

    ADVERTISEMENT
    Migunani

    "Penjualan paling banyak di kios ini adalah churros dan mi tek-tek, meski tidak sampai 50 porsi dalam sehari," tandasnya.

    Indri berjualan bersama kedua temannya hingga pukul 23.00 WIB khusus di bulan Ramadan. Ia juga mengaku melakukan live streaming di media sosial sambil berjualan demi menjaring lebih banyak pembeli.

    Hal serupa dirasakan oleh Prasetyo (20), warga Desa Bendungan yang menjaga jualan es degan di sebelah timur alun-alun Trenggalek. Menurutnya, meski ada kegiatan bagi takjil gratis, pelanggan es degan tetap banyak.

    "Dengan harga Rp5.000 per cup dan Rp12.500 per buah, pembeli es degan tetap stabil sepanjang bulan Ramadan ini," ungkapnya.

    Prasetyo berjualan mulai pukul 14.00 WIB dan digantikan oleh temannya selepas Magrib. Ia mengaku dalam sehari, usaha es degan yang ia jaga dapat menghabiskan sekitar 300 buah kelapa.

    "Saya bekerja di sini sejak awal bulan Ramadan. Yang saya ketahui, es degan ini memiliki empat cabang, karena saya yang mengantar stok ke setiap tempatnya," tandasnya.

    Kabar Trenggalek - Ekonomi

    Editor:Lek Zamz

    ADVERTISEMENT
    Lodho Ayam Pak Yusuf