KBRT - Hari Raya Idulfitri menjadi momen spesial bagi umat Islam untuk berkumpul bersama keluarga. Sebagai pelengkap kebersamaan, berbagai hidangan khas Lebaran kerap tersaji di setiap rumah. Namun, konsumsi makanan secara berlebihan justru dapat berdampak buruk bagi kesehatan.
Ahli Gizi RSUD dr. Soedomo Trenggalek, Erna Kartikarini, mengingatkan masyarakat agar tetap menjaga pola makan seimbang selama perayaan Lebaran. Menurutnya, makan berlebihan tanpa memperhatikan keseimbangan gizi dapat memicu berbagai gangguan kesehatan.
“Bukan berarti saat Lebaran kita boleh makan sepuasnya tanpa batas. Harus tetap menerapkan pola makan seimbang, yakni mencukupi kebutuhan karbohidrat, protein, vitamin, mineral, serta air,” ujar Erna.
Ia menjelaskan bahwa pola makan yang tidak terkontrol, terutama pada usia di atas 35 tahun, dapat meningkatkan risiko kolesterol tinggi, asam urat, dan kadar gliserin dalam darah.
Sementara itu, pada anak-anak, pola makan yang tidak seimbang juga bisa berdampak negatif. “Dampaknya bisa menyebabkan obesitas. Sekarang banyak anak-anak yang mengalami gagal ginjal dan diabetes akibat konsumsi makanan yang mengandung bahan tambahan pangan (BTP), pemanis buatan, pengawet, serta zat perasa yang berlebihan,” paparnya.
Erna menekankan bahwa kebutuhan gizi anak juga harus diperhatikan meskipun risikonya tidak sebesar pada orang dewasa. “Asupan karbohidrat, protein nabati dan hewani, lemak, vitamin, serta mineral harus tetap seimbang. Jadi, anak-anak juga perlu mengonsumsi sayur dan buah dalam jumlah cukup,” imbuhnya.
Dengan menjaga pola makan yang seimbang, masyarakat dapat tetap menikmati hidangan Lebaran tanpa khawatir terhadap dampak negatif bagi kesehatan.
Kabar Trenggalek - Kesehatan
Editor:Lek Zuhri