Angin duduk masih menjadi salah satu momok mengerikan bagi masyarakat awam. Hal ini lantaran banyak orang yang mengalami angin duduk tidak berhasil diselamatkan.
Dokter Tirta Mandira Hudhi mengupas mitos angin duduk yang dianggap sebagai serangan angin yang membuat seseorang meninggal dunia.
Sejatinya, angin duduk adalah kondisi henti jantung yang terjadi karena jantung tiba-tiba berhenti memompa darah. Ini adalah kondisi darurat medis yang lazim disebut dengan istilah serangan jantung atau cardiac arrest.
"Itu mitos. Angin duduk itu nama lain bukan karena duduk terus kita kena angin terus mati, itu bukan. Angin duduk itu nama lain dari cardiac arrest atau serangan jantung," jelas dr. Tirta dalam konten Instagramnya.
Secara tegas ia juga membantah serangan jantung bisa disebabkan angin yang masuk ke dalam tubuh seseorang. Terlebih menurutnya kondisi masuk angin terjadi karena adanya gangguan di pembuluh darah seseorang, sehingga aliran darah cenderung tidak lancar dan mengganggu fungsi tubuh.
"Jadi jantung mengalami penyumbatan di bagian pembuluh darah yang ngasih makan, sehingga menyebabkan gangguan detak yang akhirnya menjadi serangan jantung," tandasnya.
Seperti yang diketahui, jantung berfungsi memompa darah ke seluruh organ tubuh untuk bisa bekerja. Darah sendiri mengandung oksigen dan nutrisi atau makanan yang dibutuhkan organ tubuh agar bisa bekerja.
Sehingga, apabila saluran darah atau pembuluh darah tersumbat, maka kinerja jantung juga akan terganggu.
Terdapat beragam faktor risiko atau faktor penyebab seseorang mengalami penyumbatan pembuluh seperti obesitas yang disebabkan penumpukan lemak di pembuluh darah, tekanan darah tinggi atau hipertensi, dan sebagainya.
Dalam konten terpisah bersama dengan Raditya Dika, dr. Tirta juga menegaskan bahwa terkadang masyarakat keliru dalam mengatasi angin duduk. Pasalnya, masyarakat menganggap angin duduk sebagai masuk angin.
Masyarakat biasanya menangani orang yang terkena angin duduk dengan cara kerokan dan memberi minum air teh.
"Itu salah fatal, itu malah menyebabkan kematian," ungkapnya.
Cara sedemikian rupa merupakan penganan yang tidak benar dan justru dapat menyebabkan kematian lebih cepat.
"Beberapa orang kena serangan jantung dikerokin atau diberi teh hangat. Posisi dia tidak sadar dan dikasih teh hangat, jadi tersedak. Itu membuatnya semakin cepat bertemu Tuhan," terangnya.
Editor:Tri