Kabar TrenggalekKabar Trenggalek
Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC / Click X icon to close

My Account

Mengenang Tragedi Banjir Bandang Trenggalek 18 Oktober 2022

  • 19 Oct 2023 03:46 WIB
  • Google News
    Hari ini, Rabu (18/10/2023), tepat satu tahun tragedi banjir bandang Trenggalek 18 Oktober 2022. Tragedi itu menjadi pengingat semua masyarakat dan pemerintah untuk senantiasa bersiaga jika terjadi bencana alam yang tiba-tiba atau tak bisa diprediksi.Dalam catatan Kabar Trenggalek, banjir bandang Trenggalek pada Senin, 18 Oktober 2022 itu menggenang di tiga kecamatan. Antara lain Kecamatan Trenggalek, Pogalan, dan Karangan.Bahkan, banjir bandang Trenggalek itu adalah yang paling parah dibandingkan banjir Trenggalek tahun 2006. Sebab, debit air banjir Trenggalek 2022 itu mencapai 200 ml/s.Saking parahnya, Pemerintah Kabupaten Trenggalek meminta bantuan lintas kabupaten. Sebab, sebelum terjadi banjir bandang Trenggalek pada 18 Oktober 2022 itu, Trenggalek sudah dilanda berbagai bencana sejak Minggu, 09 Oktober 2022.Bencana alam seperti tanah longsor di Kecamatan Bendungan, banjir bandang di Kecamatan Gandusari serta Kecamatan Watulimo. Untuk bencana banjir saja, ditafsirkan ada 2.457 keluarga dan 7.440 jiwa yang terdampak.

    Kronologi Banjir Bandang Trenggalek 2022

    [caption id="attachment_28644" align=alignnone width=1280]RSUD-Dr-Soedomo-Trenggalek-terendam-banjir RSUD Soedomo terendam banjir bandang Trenggalek 2022/Foto: Raden Zamz (Kabar Trenggalek)[/caption]Banjir bandang Trenggalek tahun 2022 itu adalah imbas hujan lebat yang terjadi sejak Senin, (17/10/2022) malam hingga Selasa, (18/10/2023) siang. Kemudian, sungai Ngasinan, yang melintas di kawasan Kecamatan Trenggalek hingga Pogalan, tidak mampu menampung debit air hujan yang begitu tinggi.Perlu diketahui, Sungai Ngasinan merupakan tempat pertemuan beberapa Sungai di Trenggalek. Hulu alirannya berasal dari Kecamatan Tugu dan Kecamatan Bendungan. Tercatat, di Tugu curah hujan diangka 184 mm dan di Bendungan 140 mm.Air Sungai Ngasinan meluap dan menggenang setinggi lutut orang dewasa di kawasan di RSUD Soedomo Trenggalek (Tamanan) pukul 06.30 pagi. Bahkan, ruangan di lantai satu RSUD dr. Soedomo sudah tidak bisa dipakai sebagaimana mestinya.Menyebabkan pasien yang dirawat di lantai satu itu dievakuasi ke lantai yang lebih tinggi. Termasuk ruang Intensive Care Unit (ICU) juga terdampak parah.

    Warga Bantu Warga

    [caption id="attachment_29124" align=alignnone width=1280] Warga Trenggalek terdampak hujan deras dan banjir/Foto: Kabar Trenggalek[/caption]Banjir bandang Trenggalek 2022 lalu berimbas parah pada warga yang terdampak langsung. Sebab, rumah yang terendam air melumpuhkan aktivitas warga sebagaimana mestinya.Dapur yang terendam banjir tidak bisa digunakan untuk memasak. Sehingga, ada banyak warga yang mengandalkan pasokan makanan dari pihak lain.Perabotan rumah tangga berupa barang elektronik dan kendaraan bermotor rusak akibat terendam air. Serta ada surat-surat dan barang berharga lainnya, termasuk hewan ternak, yang hilang terseret arus banjir.Banjir itu paling terasa dampaknya pada kelompok rentan, seperti lansia dan anak-anak. Warga yang tak sempat mengungsi ke tempat tinggi terpaksa bertahan di atap dan lantai dua rumah.Merespons tragedi banjir bandang Trenggalek 2022, warga saling membantu satu sama lain. Masyarakat Trenggalek menunjukan rasa kemanusiaan dan semangat gotong royong.Berbagai elemen masyarakat, termasuk mahasiswa, pelajar, dan organisasi masyarakat turut bahu membahu membantu korban banjir. Mereka mendirikan posko bantuan dan menyalurkan makanan langsung ke warga yang bertahan di rumah.

    Belajar dari Banjir Bandang Trenggalek 2022

    [caption id="attachment_41466" align=alignnone width=1280] Aliansi Rakyat Trenggalek bentangkan poster tolak tambang emas di wilayah prospek Sentul-Buluroto/Foto: Trigus D. Susilo (Kabar Trenggalek)[/caption]Bicara bencana banjir bandang Trenggalek dan bencana lainnya jadi peringatan untuk menjaga kelestarian dan keseimbangan ekologi alam. Banjir bandang yang melanda Trenggalek dimulai dari tingginya curah hujan. Padahal, tahun-tahun sebelumnya tidak setinggi itu. Disinyalir, hal itu diakibatkan perubahan iklim akibat pemanasan global.Kemudian, sungai yang tidak kuasa menampung debit air hujan yang tinggi ada indikasi bahwa sungai telah mengalami pendangkalan. Di satu sisi, air hujan yang langsung menuju sungai membuat harap-harap cemas. Bahwa hutan yang seharusnya menjadi kawasan resapan nampaknya sudah beralih fungsi.Selain itu, kini Trenggalek tengah dalam bayang-bayang ekspansi industri ekstratif atau tambang emas PT Sumber Mineral Nusantara (SMN) dan investornya Far East Gold (FEG) dari Australia. Tambang emas itu berpotensi besar menimbulkan bencana alam di Trenggalek.Hal ini dikarenakan luasan konsensi tambang emas PT SMN mencaplok sembilan dari 14 kecamatan di Trenggalek. Sementara luasannya mencapai 12.813, 41 hektare. Dalam konsensi itul kawasan hutan lindung dan ekosistem esensial karst juga tercaplok.Konsensi tambang emas PT SMN juga berada di kawasan hulu. Jika kawasan hulu terganggu, maka masyarakat di kawasan hilir harus menyiapkan diri dari bencana banjir, bahkan bisa lebih parah dibandingkan tahun 2022. Belum lagi ancaman bencana susulan seperti tanah longsor.Maka, salah satu cara untuk menjaga alam Trenggalek, agar tidak terjadi bencana yang lebih besar adalah dengan menolak tambang emas PT SMN dan investornya FEG Australia.Selain itu, sangat diperlukan upaya yang serius untuk melakukan mitigasi bencana alam. Tak hanya banjir bandang 2022, masyarakat dan pemerintah Trenggalek harus belajar dari banjir tahun 2006.Pentingnya mitigasi bencana itu disampaikan oleh Soeripto, relawan penanggulangan banjir tahun 2006 di Trenggalek. Menurutnya, belum ada perubahan signifikan yang dilakukan Pemkab Trenggalek untuk melakukan upaya pencegahan bencana.“Di hulu yang jadi penyebabnya bencana, itu kan tidak ada perubahan untuk melakukan reboisasi, tegakan, yang siginifikan. Ya sudah, ndak ada upaya itu. Ndak ada langkah yang serius dan kongkrit untuk ngomong tentang pencegahan banjir itu yang bersifat jangka panjang,” ungkap Soeripto saat diwawancarai Kabar Trenggalek pada 20 April 2023.Soeripto mengatakan, upaya yang dilakukan Pemkab Trenggalek masih jangka pendek yang bersifat reaksi saja. Akan tetapi, upaya yang bersifat pencegahan dan preventif itu belum dilakukan oleh pemerintah.“Karena faktor banjir itu kan banyak. Seperti revitalisasi itu harusnya rutin supaya tidak terjadi pendangkalan. Itu kan tidak rutin dilakukan,” tegas Soeripto.

    Kabar Trenggalek - Trenggalekpedia