Kabar TrenggalekKabar Trenggalek
Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC / Click X icon to close

My Account

Nobar Film Tambang Emas Ra Ritek, Simbol Perlawanan Warga Trenggalek terhadap Bisnis Ekstraktif

  • 30 May 2025 19:00 WIB
  • Google News

    KBRT - Aliansi Rakyat Trenggalek (ART) menggelar kegiatan nonton bareng dan diskusi warga bertajuk "Jagongan Warga dan Nonton Bareng Film Dokumenter Tambang Emas Ra Ritek". Acara ini berlangsung di Gedung Serbaguna Kampak, Kamis (29/05/2025), sebagai ruang warga untuk berbagi cerita dan memperkuat komitmen menjaga lingkungan dari ancaman tambang emas.

    Film dokumenter Tambang Emas Ra Ritek diproduksi secara kolaboratif oleh komunitas Mantrabumi, Serikat Suket, Pers Mahasiswa Jimat, dan Jaringan Advokasi Tambang (JATAM) Nasional. Film ini menyuarakan alasan mengapa warga Trenggalek menolak kehadiran tambang emas.

    “Film ini merekam cerita warga Trenggalek di berbagai titik konsesi tambang emas dari hulu hingga hilir. Warga yang bersuara dalam film ini terdiri dari petani, nelayan, perempuan, kelompok agama, seniman, hingga anak muda,” ujar Wahyu AO, salah satu penyelenggara kegiatan.

    Film ini juga menghadirkan narasumber dari berbagai latar belakang, mulai dari aktivis perempuan, petani, nelayan, musisi, hingga jurnalis. Di dalamnya, tersaji pula kronologi aktivitas pertambangan emas di Trenggalek mulai dari tahap eksplorasi (2005–2019) hingga eksploitasi (2019–2029).

    “Kronologi ini penting disampaikan supaya masyarakat tahu informasi tentang pertambangan emas di Trenggalek. Sebab, pemerintah tidak selalu memberi informasi yang jelas dan adil kepada masyarakat,” jelas Wahyu.

    ADVERTISEMENT
    Migunani

    Kegiatan nonton bareng ini dihadiri sekitar 100 peserta dari berbagai usia, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Peserta tidak hanya berasal dari Kecamatan Kampak, tetapi juga dari berbagai kecamatan lain di Trenggalek. Beberapa organisasi dan komunitas turut meramaikan acara ini.

    “Secara umum, hasil diskusi semalam menegaskan bahwa warga Trenggalek tidak membutuhkan tambang emas. Kami sudah nyaman dengan keindahan alam dan berkahnya. Tidak perlu ada tambang emas yang merusak lingkungan dan memecah kerukunan warga. ‘Tambang emas itu tidak usah atau ra ritek,’” tegas Wahyu.

    Acara berlangsung selama tiga jam, dimulai pukul 20.00 WIB hingga 23.00 WIB. Namun, Wahyu menyebut ada kendala dalam persiapan, termasuk penolakan dari pengurus RT setempat yang khawatir akan potensi kerusuhan.

    “Sempat ada penolakan dari pengurus RT karena kekhawatiran akan gangguan dari pihak yang diduga berafiliasi dengan perusahaan tambang. Kami bahkan baru bisa mengakses gedung pukul lima sore karena sebelumnya pintu dikunci. Tapi, sejak awal hingga akhir, kegiatan berjalan lancar berkat pengamanan dari Banser, Kokam, dan koordinasi dengan Polsek Kampak,” ungkapnya.

    Kabar Trenggalek - Mata Rakyat

    Editor:Zamz