Sering mendengar kata "burnout"? Tapi, apa sebenarnya burnout itu? Menurut Kamus Psikologi American Psychological Association, burnout adalah kondisi kelelahan fisik, emosional, atau mental yang disertai dengan penurunan motivasi, kinerja, dan sikap negatif terhadap diri sendiri serta orang lain.
Mungkin selama ini kamu tidak menyadari bahwa dirimu sedang mengalami burnout. Kondisi ini dapat membuat kita kehilangan semangat untuk menjalani hidup. Burnout paling sering terjadi pada para profesional yang bekerja dalam bidang layanan (seperti pekerja sosial, guru, atau petugas pemasyarakatan) yang mengalami stres kronis tingkat tinggi. Namun, burnout tidak hanya menyerang mereka yang memiliki banyak aktivitas; bahkan orang dengan sedikit kegiatan pun bisa terkena burnout.
Daftar Isi [Show]
Ciri-Ciri Burnout
Beberapa tanda bahwa kamu mungkin sedang mengalami burnout meliputi:
- Merasa capek terus-menerus, bahkan hingga sakit dan kehilangan nafsu makan.
- Mengalami apatis, tidak merasa bahagia, dan mudah marah.
- Mengalami depresi, pesimisme, dan penurunan produktivitas.
- Sulit untuk fokus.
Di salah satu akun media sosial, Vicario Reinaldo membagikan wawasan tentang burnout, termasuk jenis-jenisnya.
Tiga Jenis Burnout dan Cara Mengatasinya
1. Overload/Overexertion Burnout
Burnout ini terjadi karena terlalu banyak pekerjaan yang dilakukan secara bersamaan. Fokus kita hanya pada cara kerja yang cepat, jadwal kerja yang efisien, dan menyelesaikan semua tugas. Padahal, akar masalah burnout ini adalah tidak adanya prioritas yang jelas, sehingga kita malas memikirkan apa yang benar-benar penting.
Cara mengatasi:
- Buat daftar semua hal yang perlu dilakukan. Ini akan membantumu melihat tugas-tugas yang harus diselesaikan.
- Delegasikan tugas yang bisa dikerjakan oleh orang lain. Jika kamu sudah bekerja, tidak masalah untuk mendelegasikan beberapa tugas.
- Pahami tugas-tugas penting yang perlu kamu kerjakan sendiri dan tidak bisa didelegasikan.
2. Depletion Burnout
Burnout ini terjadi karena kita tidak beristirahat dengan baik. Kita salah memilih aktivitas saat beristirahat, seperti scrolling media sosial, yang sebenarnya tidak menambah energi dan justru membuat kita semakin lelah.
Cara mengatasi:
- Jadwalkan istirahat singkat di antara pekerjaan.
- Temukan hobi yang tidak terkait dengan pekerjaan.
- Kurangi rasa bersalah untuk beristirahat. Ingat, istirahat bukan membuang waktu, melainkan investasi untuk mengisi ulang energi.
3. Misalignment Burnout
Burnout ini terjadi karena kurangnya keselarasan antara apa yang kita lakukan dengan diri kita yang sebenarnya. Workload mungkin tidak terlalu banyak, dan istirahat sudah cukup, tapi ada perasaan tidak nyaman setiap kali bekerja.
Cara mengatasi:
- Temukan alasan mengapa kamu melakukan aktivitas tersebut.
- Saat menghadapi kesulitan, selalu ingat alasan di balik tindakanmu.
- Buat kemajuan dalam tiga hal penting saat bekerja: pekerjaan, kesehatan, dan hubungan.
Burnout bisa datang kapan saja, tapi yang terpenting adalah peduli dengan kesehatan diri sendiri. Jangan lupa untuk menyegarkan pikiran dengan healing ke tempat wisata alam. Menanamkan keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi (work-life balance) dengan baik juga bisa meminimalkan risiko burnout.