Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC to close

Kurang Perencanaan, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran di Trenggalek Mencapai Rp. 173 Milliar Lebih

Kurang Perencanaan, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran di Trenggalek Mencapai Rp. 173 Milliar Lebih
KABARTRENGGALEK.com - Tingginya Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) Kabupaten Trenggalek capai Rp. 173.8 Milliar. Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD) gelar rapat kerja bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) dengan agenda pertanggung jawaban APBD Tahun 2020 (23/06).

Nilai SILPA Rp 173.872.290.719.69 ini menjadi menjadi sorotan. Legislatif meminta klarifikasi dan penjelasan dari TAPD atas tingginya nilai SILPA itu. “Hari ini rapatnya masih dengan TAPD, sedangkan yang menghadirkan OPD masih ditunda terlebih dahulu. Nanti akan kita klarifikasi apa penyebab terjadinya SILPA sekian banyak itu,” ucap Ketua DPRD Trenggalek, Samsul Anam saat dikonfirmasi usai rapat.

Samsul mengatakan, dalam rapat kali ini, ada beberapa pertanyaan yang masih belum bisa dijawab TAPD sehingga perlu penjelasan dari OPD teknis. “Yang menjadi PR (Pekerjaan Rumah) kita, atau hal-hal yang belum terjawab dan disampaikan secara tertulis. Tetapi pada prinsipnya, seperti yang sudah disampaikan fraksi-fraksi kurang dan lebihnya apa. Dan yang disoroti pimpinan komisi tadi adalah kurangnya perencanaan sehingga membuat nilai SILPA yang cukup besar,” jelasnya.

Politisi Partai PKB ini menjelaskan, sebenarnya SILPA yang telah disampaikan TAPD, adalah SILPA terikat. “Sebenarnya banyak yang merupakan Silpa terikat sebesar Rp 70 milyar,” kata Samsul.

Sedangkan SILPA Rp 101 milyar, karena adanya program kegiatan yang rencananya di biaya di 2021. Sehingga asumsinya kegiatan yang akan dibiayai oleh SILPA.

Soal kendala, Samsul menyebut jika adanya gagal lelang, terus ada sanggahan, atau mungkin time scedule yang kurang jelas. “Akan tetapi prinsipnya, kami serahkan kepada komisi-komisi untuk mengawal setiap proses kegiatan pembangunan ini sehingga lebih jelas time scedule-nya untuk mencapai tujuan itu,” pungkasnya.

Pihaknya juga menilai jika perencanaan itu tepat dan maksimal, maka tidak akan terjadi SILPA yang begitu besar.