- GMNI Trenggalek evaluasi kinerja Pemerintah Kabupaten Trenggalek, 5 sektor jadi perhatian
- Slogan Trenggalek Meroket diklaim hanya bualan kata-kata saja. Tak sesuai dengan kenyataan di lapangan.
- Kinerja Bupati Trenggalek disampaikan masih jauh dari ekspektasi, masih kurang dari 40 persen yang belum rampung.
- Pendidikan, Infrastruktur, Pelayanan, Pariwisata, dan Pertanian jadi fokus GMNI Trenggalek saat melangsungkan aksi.
Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Trenggalek langsungkan aksi di depan kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Aksi tersebut sebagai bentuk kekecewaan dalam kinerja Bupati Trenggalek.Puluhan mahasiswa tersebut menggelorakan orasinya dan memaparkan apa yang menjadi evaluasi dan refleksi di tahun 2023.
GMNI Trenggalek menemukan janji manis kampanye Bupati Trenggalek yang tidak terealisasi untuk masyarakat.Mochamad Shodiq Fauzi, Ketua GMNI Trenggalek, menerangkan aksi itu sebagai bentuk kekecewaan. Hal itu dilihat dari visi misi dan slogan 'Trenggalek Meroket' saat kampanye dulu belum tercapai."Yang kami kritisi dari sektor pendidikan, pertanian, infrastruktur, pelayanan, dan pariwisata. Paling urgen adalah terkait pelayanan kesehatan yang kami lihat fasilitas ruang tunggu kurang sehingga banyak penunggu atau pasien terlantar di RSUD dr. Soedomo," terangnya saat dikonfirmasi sejumlah awak media.Lanjutnya, untuk sisi pendidikan yang terlihat di mata masyarakat adalah kesenjangan fasilitas pendidikan yang di pelosok dan sekolah favorit. Kemudian, petani menjerit dengan pupuk yang masih jauh dari jangkauan memihak rakyat kecil."Kemudian infrastruktur jalan, mulai dari penerangan dan banyak jalan berlubang. Ini sebagai
warning untuk Bupati Trenggalek perbaiki dan peringatan bagi penerusnya periode ke depan," tegas Shodiq.GMNI Trenggalek menilai program kerja Bupati Trenggalek saat ini jauh dari ekspektasi. Pasalnya, tercatat baru 60 persen program yang dijalankan dan selebihnya adalah janji manis saat kampanye Pilkada 2020.[caption id="attachment_48045" align=aligncenter width=1280]
Tanda tangan pernyataan sikap/Foto: Raden Zamz (Kabar Trenggalek)[/caption]"Kalau slogan Trenggalek Meroket melihat apa yang terjadi saat ini hanya kata bualan semata. Aksi hari ini sebagai bentuk evaluasi pemerintah daerah agar tidak buta dan tuli mendengar keluh kesah rakyat," tambahnya.Sementara GMNI Trenggalek merasa kecewa dengan insiden di sektor pariwisata. Sebab, di tahun 2023 ada beberapa peristiwa bernyawa salah satunya insiden 3 bocah tenggelam di
kolam renang Tirta Jwalita Trenggalek."Sektor wisata soal Standar Operasional Prosedur dari historis kejadian korban nyawa hal ini jadi tanggung jawab penuh pemerintah daerah, tidak seperti yang kita harapkan soal 3 bocah tenggelam di kolam renang itu karena kurang SOP," tandasnya.