KBRT – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, meminta seluruh bupati dan wali kota memastikan distribusi beras medium program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) berjalan tanpa hambatan. Instruksi itu keluar setelah ia menemukan kelangkaan stok beras SPHP di Kabupaten Jember.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Bagian Perekonomian Setda Trenggalek, Rubianto, menegaskan bahwa ketersediaan beras SPHP di Trenggalek masih aman. Ia menyebut koordinasi Pemkab dengan Bulog Tulungagung terkait distribusi selama ini berjalan lancar.
“Kalau Pemkab ingin operasi pasar atau gerakan pangan murah, cukup bersurat ke Bulog dan langsung ditindaklanjuti karena itu memang bagian dari penugasan mereka,” ujar Rubianto.
Di Trenggalek, beras SPHP disalurkan melalui gerakan pangan murah mingguan yang digelar bersamaan dengan program Mening Deh (Makarya Ing Desa Hebat). Selain itu, Polres dan Kodim bersama Koramil juga telah menggelar operasi pasar di 14 kecamatan dengan total distribusi puluhan ton beras.
Beras SPHP tidak hanya dijual langsung ke masyarakat, tetapi juga disalurkan ke pedagang tradisional lewat program Rumah Pangan Kita. Di Pasar Basah, misalnya, 22 kios telah mendapatkan pasokan beras SPHP dari Bulog.
Untuk menjaga ketersediaan dan harga, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) yang melibatkan Pemkab, TNI, Polri, Kejaksaan, dan instansi lain secara rutin melakukan pemantauan.
“Stok selalu dipastikan aman dan harga di bawah HET (Rp 12.500/kg). Dalam operasi pasar, beras SPHP dijual Rp 12 ribu per kilogram atau Rp 60 ribu per sak 5 kilogram,” jelas Rubianto.
Ia menambahkan, Bulog juga mewajibkan mitra pedagang menjual sesuai HET. Jika ada pelanggaran, kerja sama akan diputus.
“Dengan penyaluran berlapis dan pemantauan rutin, insyaallah tidak akan terjadi kelangkaan beras SPHP di Trenggalek,” ujarnya.
Kabar Trenggalek - Ekonomi
Editor:Zamz