Awan mendung disertai hujan rintik-rintik melanda Kabupaten Trenggalek sejak pagi hari, Jum'at (07/07/2023). Suhu udara juga terasa lebih dingin di angka 27° Celcius pada siang hari.
Kondisi ini sudah sering terjadi sejak beberapa hari ke belakang. Padahal sudah di bulan juli, yang seharusnya memasuki musim kemarau. Hal demikian bisa menimbulkan pertanyaan, kenapa Trenggalek hujan tanpa henti saat kemarau?
Menanggapi hal ini, Unit Analisa Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda Jawa Timur, menyampaikan hujan tanpa henti di Trenggalek disebabkan oleh adanya gangguan pada atmosfir.
"Gelombang atmosfer, yang mempengaruhi suplai uap air untuk pertumbuhan awan hujan. Kondisi ini tidak normal terjadi. Oleh karena itu disebut gangguan," jelas Unit Analisa BMKG Jawa Timur saat dikonfirmasi Kabar Trenggalek.
Taufik Hermawan, Kepala BMKG Juanda Jawa Timur mengungkapkan, saat ini wilayah Jawa Timur tengah berada pada musim kemarau dengan pola angin dominan dari arah timur hingga tenggara.
"Namun, adanya gangguan pada atmosfer menyebabkan peningkatan potensi terjadinya cuaca ekstrem di beberapa wilayah di Jawa Timur," jelas Taufik.
Lebih lanjut, Taufik memaparkan hasil analisis BMKG terhadap dinamika atmosfer terkini menunjukkan aktifnya gangguan atmosfer madden julian oscilation (MJO), gelombang atmosfer ekuatorial kelvin, dan gelombang atmosfer ekuatorial rossby.
"Hal ini mengakibatkan potensi peningkatan pertumbuhan awan Cumulonimbus yang dapat memicu terjadinya cuaca ekstrem seperti hujan lebat disertai petir dan angin kencang sesaat,"
Perlu diketahui, MJO merupakan aktivitas intra seasonal yang terjadi di wilayah tropis, yang dapat dikenali berupa adanya pergerakan aktivitas konveksi yang bergerak ke arah timur dari Samudera Hindia ke Samudera Pasifik yang biasanya muncul setiap 30 sampai 40 hari.
Gelombang atmosfer Ekuatorial Kelvin adalah gelombang planeter atmosfer yang dibangkitkan oleh osilasi pada pola pemanasan konvektif skala luas di lapisan troposfer ekuatorial.
Gelombang atmosfer Ekuatorial Rossby adalah suatu fenomena yang terjadi di fluida (atmosfer/lautan) yang berotasi secara berpasangan dan bergerak ke arah barat di sekitar kawasan ekuator. Gelombang Rossby juga dikenal dengan istilah gelombang planet.
Taufik melanjutkan, masyarakat perlu mewaspadai potensi terjadinya cuaca ekstrem di Jawa Timur. Karena pada periode 07-13 Juli 2023 ada potensi timbulnya bencana alam karena cuaca ekstrem, seperti tanah longsor, puting beliung, hujan es, dan banjir.
Adapun, wilayah yang berpotensi mengalami cuaca ekstrem adalah Kota Blitar, Kabupaten Malang, Kabupaten Lumajang, Kota Malang, Kabupaten Tulungagung, Kabupaten Blitar, Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Jember, Kabupaten Kediri, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Probolinggo, Kota Batu, Kab. Trenggalek, Kabupaten Jombang, Kabupaten Nganjuk dan Kabupaten Ponorogo.
"Masyarakat diimbau untuk tetap waspada terhadap dampak potensi bencana hidrometeorologi dan selalu memantau informasi terkini," tandas Taufik.