Oleh: Soeripto*
Catatan: Tulisan ini merupakan kumpulan tulisan untuk merayakan Ulang Tahun Kabar Trenggalek yang ke 2 tahun, pada 5 Mei 2023.
Tepat pada hari ini, Jumat 05 Mei 2023, Kabar Trenggalek telah memasuki tahun kedua hadir di ruang publik menyuguhkan karya jurnalistik dalam platform digital. Dua tahun bukanlah usia yang panjang untuk membangun karya jurnalistik berbasis idealisme. Tetapi dua tahun juga bukan waktu yang pendek bagi anak bangsa untuk menorehkan sebuah karya selama ada kemauan bekerja keras, bekerja cerdas dan bekerja ikhlas.
Di tengah-tengah konstalasi pragmatisme percaturan industri jurnalistik yang didukung kekuatan kapital besar, Kabar Trenggalek membuktikan eksistensinya sebagai sumber informasi dan bacaan alternatif bagi masyarakat.
Hingga tulisan ini diterbitkan, penulis mencatat bahwa Kabar Trenggalek telah menghasilkan karya jurnalistiknya sebanyak 4.070 tulisan lebih yang dipublikasikan ke dalam tujuh rubrik utama. Rubrik-rubrik tersebut terdiri dari news yang berisi berita tentang politik, ekonomi, hukum, kesehatan, nasional, lingkungan, olahraga, pendidikan, dan peristiwa.
Sementara itu, rubrik gaya hidup menampilkan tulisan dalam bentuk artikel life style. Rubrik mata rakyat merupakan ruang publikasi pemberitahan yang mengawal terhadap kasus-kasus yang banyak menyita kepentingan publik. Sedangkan alokasi rubrik feature disediakan untuk mewadahi pemberitaan hasil liputan dengan narasi bercerita.
Untuk menjamin kebebasan berpendapat, Kabar Trenggalek memberikan porsi dalam rubrik opini. Adapun Trenggalekpedia disediakan untuk mewadahi tentang karya jurnalistik terkait dengan serba-serbi Trenggalek.
Konsistensi karya jurnalistik yang menjadi core business Kabar Trenggalek menempatkan dirinya di hati dan pikiran para pembaca. Konstruksi eksistensi ini dibangun di atas konsistensi pemberitaan secara objektif terhadap setiap peristiwa yang terjadi.
Bagi Kabar Trenggalek, peristiwa adalah realitas penting yang harus dijaga autentikasi dan aktualitasnya. Sehingga, kerja jurnalistik pantang menyerah untuk berkarya atau tidak berkarya hanya atas dasar pesanan, tekanan, dan imbalan, apalagi vested interest.
Tidak boleh ada satupun peristiwa kehilangan momentum dan luput dari pemberitaan atau justru terdistorsi realitasnya dengan adanya pemberitaan. Maka, cita rasa dan aroma kelezatan pemberitaan yang wajib dinikmati pembaca adalah menu sajian karya jurnalistik yang mampu merekonstruksi fakta dan objektivitas realita.
Tulisan ini penulis sampaikan sebagai bentuk apresiasi atas kiprah karya jurnalistik pada milad Kabar Trenggalek. Refleksi ini diperlukan karena Kabar Trenggalek hadir sebagai media out of the box dari media mainstream, ketika kapitalisasi industri jurnalistik memasuki arena pertarungan di pasar bebas.
Kancah pertarungan terbuka tersebut menjadi persaingan tidak sehat dan kontra produktif apabila pers tidak mampu berperan sebagai pilar keempat kekuatan penyeimbang demokrasi di luar legislatif, eksekutif, dan udikatif. Dominasi sisi bisnis dalam pemberitaan oleh media mainstream yang tidak memiliki keberpihakan pada masyarakat merupakan ancaman tersendiri bagi demokrasi yang sedang tumbuh dan berkembang.
Maka, penulis merasa bertanggungjawab untuk berpartisipasi dalam mengawal pers untuk benar-benar dapat berperan sebagai trendsetter bagi pendidikan, penerangan, kontrol sosial, dan kebijakan. Hanya idealismelah satu-satunya modal kemewahan terakhir bagi Kabar Trenggalek yang harus dipertahankan supaya tetap menjadi bacaan dan informasi alternatif di masyarakat.
Berangkat dari kekurangan dan kelebihan yang telah dihasilkan karya jurnalistik Kabar Trenggalek selama ini, ke depan perlu disusun road map dan grand design pengembangan jurnalisme digital berbasis big data dan artificial intelegent.
Maraknya berbagai macam platform digital ke seluruh sektor kehidupan, dibutuhkan adanya langkah antisipatif terhadap penguasaan dan pengendalian penetrasi bisnis perusahaan digital. Meskipun platform global bisa membantu media masa meningkatkan engagement (keikutsertaan) pembaca melalui cooperation-competition (kerjasama-kompetisi), harus kita sadari bahwa mereka pada hakekatnya adalah musuh sekaligus teman.
Sehingga, sebagai jurnalisme digital, Kabar Trenggalek tidak boleh tergantung pada adsense dari platform global. Karena jika tidak segera merumuskan mekanisme pertahanan yang dibangun di atas changing paradigm, jurnalisme digital pasti akan terkikis oleh model algoritma Google dan Facebook dan lain-lain.
Semoga pada usianya di tahun kedua ini Kabar Trenggalek semakin dewasa dan tetap setia membersamai para pembaca. Dari aspek tampilan konten beritanya semakin lugas, jelas, dan terbebas dari hoax. Pemilihan bidikan anglenya membangkitkan rasa ingin tahu pembaca. Pilihan penggunaan diksi katanya dirangkai dalam bahasa yang MENJERIT (Menarik, Jelas, Rinci dan Tegas). Adapun dari perspektif keseimbangan dalam memproduksi berita tetap menerapkan prinsip cover both side. Wallahu a’lam bishawa.
*Soeripto adalah Dewan Redaksi Kabar Trenggalek