Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC to close

Jelang Idul Adha, Hewan Ternak di Jawa Timur Terinfeksi Penyakit Mulut dan Kuku

Kabar Trenggalek - Hewan ternak di Jawa Timur terinfeksi penyakit mulut dan kuku (PMK) menjelang Hari Raya Idul Adha 2022. Hal itu disampaikan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, Minggu (08/05/2022).Merespons penularan PMK pada hewan ternak, Khofifah mengunjungi proses pengobatan intensif pada hewan ternak di Kabupaten Gresik. Diketahui, Gresik adalah salah satu diantara empat kabupaten di Jawa Timur yang ditemukan kasus PMK, selain Lamongan, Sidoarjo, dan Mojokerto.Khofifah meninjau pengobatan Hewan Ternak Sapi milik H. Bakri di Dusun Wates, Desa Kedungpring, Kec. Balongpanggang. Di lokasi pengobatan ternak milik H Bakri, Khofifah mengenakan APD dan menyaksikan tahap demi tahap pengobatan hewan ternak yang di beri vitamin atau obat antibiotik melalui suntikan. Ke depannya, suntikan dan vitamin akan diberikan sebanyak tiga hari sekali.Terlihat pada hewan, tanda klinis penyakit PMK diantaranya demam tinggi (39-41 derajat celcius), keluar lendir berlebihan dari mulut dan berbusa, Luka-luka seperti sariawan pada rongga mulut dan lidah. Selain itu ada tanda tidak mau makan, kaki pincang, luka pada kaki dan diakhiri lepasnya kuku, sulit berdiri, gemetar, napas cepat, produksi susu turun drastis dan menjadi kurus.Khofifah menyampaikan, PMK yang merebak saat ini merupakan penyakit hewan menular akut yang menyerang ternak seperti sapi, kerbau, kambing, domba, kuda dan babi dengan tingkat penularan mencapai 90-100%."Namun, yang perlu kita ketahui bersama penyakit ini tidak menular ke manusia, melainkan menular ke sesama hewan saja,” ujar Khofifah.Khofifah mengimbau kepada para pemilik maupun peternak untuk mengisolasi serta mengarantina seluruh hewan ternak yang terjangkit maupun masih sehat guna memberikan proteksi sehingga penularan pada wabah ini bisa dikendalikan mulai dari kecamatan.Menurut Khofifah, karantina bisa dilakukan mulai dari kecamatan atau desa yang memiliki kandang hewan ternak yang jaraknya berdekatan.Sebab, penularan virus PMK bisa terjadi lewat udara atau Airbone yang mirip dengan Covid-19 sehingga langkah antisipatifnya bisa lebih mudah tidak meluas ke depannya.Khofifah berharap, kecamatan yang tidak terkonfirmasi positif PMK juga melalukan upaya karantina dan isolasi terlebih dahulu."Jangan sampai ada interaksi antara ternak yang terkonformasi positif dengan ternak yang masih sehat. Melalui karantina dan isolasi seperti ini, kita bisa perkirakan jarak atau radius dari udara yang bisa membawa virus ini sejauh mana. Sehingga penularannya bisa dikendalikan," tegasnya."Saya minta agar hewan ternak seperti sapi-sapi yang terkena wabah PMK atau yang belum segera di proteksi dengan cara tidak dibawa keluar kandang terlebih dahulu. Kalau penyebarannya melalui transmisi udara, maka hewan yang di dalam jangan keluar dan hewan yang dari luar jangan masuk ke dalam. Pola pencegahan ini mirip dengan penanganan Covid-19," tambah Khofifah..Khofifah menegaskan, untuk daging dari hewan yang terkonfirmasi PMK masih bisa dikonsumsi. Akan tetapi, pihaknya ingin agar masyarakat bisa mendapatkan daging yang segar dari sapi sapi atau hewan ternak yang sehat."Kalau dagingnya tidak berbahaya dan aman dikonsumsi dengan cara memasak yang benar tapi kan kita ingin masyarakat mendapatkan daging yang sehat. Terlebih sebentar lagi akan memasuki Idul Adha dan suasana ini akan kita bangun setenang mungkin terutama bagi peternak kita," tandasnya.