Kabar TrenggalekKabar Trenggalek
Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC / Click X icon to close

My Account
ADVERTISEMENT
JImat

Jamu Tradisional Tetap Bertahan di Pasar Sebo Watulimo

  • 17 May 2025 12:00 WIB
  • Google News

    KBRT – Meski zaman terus berkembang, jamu tradisional tetap bertahan sebagai minuman favorit berbagai kalangan di Trenggalek. Salah satu pelaku usaha yang masih konsisten menjual jamu tradisional adalah Hartutik (50), warga Watulimo yang setiap hari berjualan di sekitar Pasar Sebo.

    “Saya setiap hari jualan di Pasar Sebo, sejak pagi sampai siang,” ujar Hartutik.

    Tak hanya menjual langsung di pasar, Hartutik juga mendistribusikan jamunya melalui pedagang sayur keliling dan menitipkan dagangannya di sejumlah kios di sekitar Watulimo.

    “Selain saya jual sendiri, setiap hari jamu saya ini juga biasa dibawa tukang sayur keliling untuk dijual kembali,” imbuhnya.

    Dalam sehari, Hartutik mengaku bisa menjual sekitar 50 botol jamu, baik ukuran kecil maupun besar. Ia menyediakan dua varian ukuran, yakni 600 ml dan 1,5 liter.

    “Kalau rata-rata sehari bisa habis 50 botol besar dan kecil,” jelasnya.

    Namun demikian, cuaca sangat memengaruhi jumlah penjualan. Saat musim hujan, Hartutik biasanya mengurangi jumlah produksi karena pembeli cenderung menurun.

    “Kalau hujan itu biasanya sepi, makanya saya jumlah produksi sedikit saya kurangi jika musim hujan,” katanya.

    Semua jamu yang dijual diracik sendiri oleh Hartutik menggunakan resep tradisional yang diwariskan secara turun-temurun. Proses peracikan dilakukan secara bertahap untuk menjaga kualitas dan kesegaran produk.

    “Saya mulai buat jamu itu biasa pukul dua siang untuk rebus bahan. Nah, nanti dilanjut malam untuk meramu jamunya,” terangnya.

    Beberapa jenis jamu yang tersedia di lapaknya antara lain beras kencur, kunyit asam, suruh kunci, temulawak, dan mengkudu. Masing-masing jamu memiliki khasiat berbeda tergantung kebutuhan konsumen.

    “Jenis jamu yang saya jual bermacam-macam dan tentu dengan khasiat yang berbeda-beda,” ucapnya.

    Dari berbagai varian yang dijual, beras kencur dan kunyit asam menjadi jenis paling diminati. Menurut Hartutik, kedua jenis ini paling cocok untuk keluhan umum masyarakat seperti masalah pencernaan, datang bulan, hingga kelancaran ASI bagi ibu menyusui.

    “Yang paling ramai itu beras kencur dan kunyit asam. Kalau jamu kunyit asam itu menurut konsumen saya bermanfaat kalau datang bulan itu di perut terasa enak, kemudian kalau ibu menyusui itu ASI-nya bisa lancar, kalau beras kencur ya menyegarkan,” jelasnya.

    Harga jamu yang dijual cukup terjangkau, yaitu Rp5.000 untuk ukuran 600 ml dan Rp14.000 untuk ukuran 1,5 liter, berlaku untuk semua jenis.

    “Harapannya semoga bisa lancar terus jualannya, dan semoga bisa berkembang,” tandas Hartutik.

    Kabar Trenggalek - Ekonomi

    Editor:Zamz