KBRT – Musim ikan yang menggembirakan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Prigi, Trenggalek, tak hanya membawa berkah bagi para nelayan. Para pemikul keranjang ikan pun turut menikmati rezeki melimpah yang datang bersamaan dengan derasnya hasil tangkapan laut.
Salah satunya adalah Suraji, pemikul asal Desa Pakel, Kecamatan Watulimo, yang setiap hari mengangkut ratusan keranjang ikan dari dermaga ke mobil para pembeli. Dalam satu hari, ia mengaku bisa memikul hingga 225 keranjang saat kondisi sedang ramai.
“Panen ikan sudah sekitar 10 hari. Kalau ramai bisa sampai 15 rit, satu rit 15 keranjang. Kalau sepi ya cuma 1 atau 2 rit,” ujar Suraji.

Satu keranjang ikan rata-rata berbobot antara 110 hingga 150 kilogram, dan biasanya dipikul berdua. Jarak yang ditempuh untuk sekali angkut sekitar 10 meter. Dari setiap keranjang, Suraji memperoleh upah bersih Rp7.500.
Dengan volume kerja yang tinggi, Suraji menyebut pernah membawa pulang hingga Rp1,7 juta dalam satu hari.
“Kalau lagi ramai, mulai kerja jam 10 malam sampai jam 11 siang. Paling banyak kemarin saya bawa pulang Rp1.700.000,” ungkapnya.
Meski pekerjaan ini menguras tenaga, pria yang telah menjadi pemikul selama lebih dari satu dekade itu menjalaninya dengan tabah.
“Keluhannya ya pasti capek, kadang kaki pegal. Tapi sudah biasa, sudah jadi bagian dari keseharian,” tutur Suraji sambil tersenyum.
Hal serupa juga dialami Yani, pemikul asal Kecamatan Dongko. Ia mengaku pernah memikul 150 keranjang dalam satu hari selama musim ikan berlangsung.
“Sehari musim ini paling banyak bisa 150 keranjang,” kata Yani singkat.
Pelanggan para pemikul umumnya adalah para pembeli ikan dari luar daerah yang menggunakan jasa mereka untuk mengangkut hasil lelang ke mobil pick-up. Meski terlihat sederhana, pekerjaan ini menjadi tulang punggung penting dalam rantai distribusi ikan hasil tangkapan nelayan.
Setiap pemikul biasanya memiliki pelanggan tetap. Penghasilan yang mereka terima pun berbeda-beda, tergantung kekuatan fisik, kecepatan kerja, dan seberapa banyak tangkapan nelayan pada hari itu.
Kabar Trenggalek - Ekonomi
Editor:Zamz