Kabar TrenggalekKabar Trenggalek
Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC / Click X icon to close

My Account

Jalan Alternatif Ngetal–Melis Rusak 5 Tahun, Akan Diperbaiki Pemkab Trenggalek Tahun Ini

  • 03 Jun 2025 14:00 WIB
  • Google News

    KBRT - Setelah bertahun-tahun dibiarkan rusak, jalan alternatif yang menghubungkan Desa Ngetal ke Melis dipastikan akan diperbaiki pada tahun 2025. Informasi tersebut disampaikan langsung oleh Kepala Desa Ngetal, Sumani, di Kantor Kepala Desa Ngetal.

    Ruas jalan tersebut biasa digunakan warga sebagai jalur alternatif untuk mempersingkat waktu tempuh antara Kecamatan Gandusari dan Kecamatan Pogalan.

    “Jalan rusak sudah agak lama, kira-kira 4 atau 5 tahunan,” ujar Kepala Desa Ngetal, Sumani.

    Ia menjelaskan bahwa kerusakan jalan itu telah diketahui oleh Pemerintah Kabupaten Trenggalek sebagai pengelola. Sumani juga mengaku telah berkomunikasi dengan pihak pemkab untuk menyampaikan kondisi kerusakan jalan tersebut.

    Menanggapi keluhan dari warga, Sumani menyatakan akan segera melakukan koordinasi dengan masyarakat untuk menjelaskan bahwa jalan tersebut akan segera diperbaiki pada tahun ini.

    “Insyaallah tahun ini (jalan) digarap,” terangnya.

    ADVERTISEMENT
    Migunani

    Sumani menambahkan, ia akan kembali menyampaikan keresahan warga kepada pemkab terkait kondisi jalan alternatif tersebut. Menurutnya, Pemerintah Desa Ngetal selama ini telah beberapa kali melakukan pengurukan secara darurat menggunakan pasir dan batu, khususnya saat musim hujan, guna mengurangi risiko kecelakaan.

    “Kalau situasi darurat kami segera tandang, menggunakan pasir dan batu untuk menutupi lobang,” terangnya.

    Sumani juga menyampaikan keprihatinannya terhadap kondisi infrastruktur di Trenggalek. Sebagai kepala desa, ia menyadari bahwa banyak ruas jalan lain yang juga membutuhkan perbaikan, sehingga perbaikan tidak bisa dilakukan secara serentak.

    Ia percaya bahwa warga pengguna jalan alternatif tersebut telah memahami kondisi tersebut. Bahkan, menurutnya, ada warga yang secara sukarela menyumbangkan material seperti pasir dan batu untuk menutupi lubang. Namun, karena tidak ada koordinasi, material tersebut akhirnya tidak dirapikan.

    “Warga kadang-kadang merasa takut mau mengerjakan kalau tidak ada yang memberitahu,” tandasnya.

    Kabar Trenggalek - Politik

    Editor:Zamz