Investasi di Trenggalek mengalami lonjakan signifikan pada tahun 2024, memberikan angin segar bagi para investor yang hendak masuk ke daerah tersebut. Data terkait lonjakan investasi ini diperoleh dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP).
Kepala DPMPTSP Trenggalek, Edi Santosa, menjelaskan bahwa kenaikan investasi di Trenggalek masih berada di jalur yang sesuai (on the track). Ia menyebutkan bahwa total investasi pada tahun 2024 mencapai Rp580 miliar, mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2023.
“Kenaikannya sebesar 7 persen dibandingkan tahun sebelumnya, dengan selisih Rp38 miliar. Pada tahun 2023, investasi tercatat sebesar Rp542 miliar,” terangnya saat dikonfirmasi oleh Kabar Trenggalek, Senin (23/12/2024).
Edi memaparkan bahwa lima sektor dengan kontribusi investasi terbesar adalah sektor perdagangan, sektor industri, sektor pertanian umum, sektor pariwisata, dan sektor Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), khususnya SPBU (pom bensin).
Namun, ia juga mengungkapkan adanya sejumlah kendala dalam menarik investasi. Salah satu tantangan utama adalah orientasi investasi yang kini mengarah ke sektor hijau.
“Secara kondisi existing, memacu Trenggalek menjadi pusat aglomerasi seperti Surabaya sebagai ibu kota bukanlah hal yang mudah,” ujar Edi.
Ia menambahkan bahwa kendala lainnya adalah keterbatasan infrastruktur untuk mendukung transformasi menjadi kota industri.
“Untuk mencapai lompatan sebagai kota industri, kita belum bisa menjangkau seperti Gresik, Sidoarjo, Ngawi, atau Pasuruan, yang memiliki keunggulan berupa akses jalan tol yang dekat,” jelasnya.
Edi juga menyoroti bahwa Trenggalek belum memiliki kawasan industri yang siap pakai. Saat ini, kawasan industri di Trenggalek masih sebatas pada level sentra industri.
“Meski begitu, kami akan membuka lebih banyak peluang investasi di sektor ekonomi hijau, sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD),” tandasnya.
Ia menambahkan bahwa investasi di Trenggalek nantinya akan mengacu pada Peraturan Daerah (Perda) tentang Rencana Umum Penanaman Modal (RUPM), yang saat ini masih dalam tahap penyusunan.
Editor:Bayu Setiawan