Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Trenggalek tampaknya agak mengencangkan ikat pinggang untuk urusan investasi ekonomi. Sebab 3 bulan menjelang tutup buku, investasi di Trenggalek sudah mencapai target.
Iklim investasi di Trenggalek berangsur membaik. Paparan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) mencatat 3 sektor gajah investasi yang menguasai di tahun 2023.
Tiga sektor gajah tersebut di antaranya adalah perdagangan, industri pengolahan, dan sektor investasi pertanian. Meski angka detail tak dipaparkan DPMPTSP, namun mereka optimistis iklim investasi menanjak.
"Capaian kita sudah melampaui target 130 persen. Dari target Rp 325 miliar, per Agustus 2023 capaian kita sudah Rp 426 miliar," terang Edi Santoso, Kepala DPMPTSP Trenggalek.
Edi mengatakan, munculnya Usaha Mikro Menengah Kecil (UMKM) menjadikan investasi dalam sektor perdagangan digenjot naik. Kemudian, dalam sektor industri pengolahan jadi primadona Kota Alen Alen di sektor investasi.
"Terus bermunculan dan berkembangnya UMKM ini menjadi salah satu faktor yang menjadikan sektor perdagangan dan industri pengolahan menjadi primadona investasi di Kabupaten Trenggalek, komposisinya setiap tahun sama," paparnya.
Optimalkan investasi di Kabupaten Trenggalek pada sisa tahun 2023 ini, DPMPTSP Kabupaten Trenggalek akan memaksimalkan promosi investasi usaha terutama untuk usaha menengah dan besar.
"Selain itu kita juga jemput bola ke masyarakat salah satunya dengan membuka perizinan ke desa-desa dalam program Mening Deh [Makaryo Ning Deso, Hebat]," tegasnya.
Tambahnya, Edi meyakini semakin banyak investor yang berminat untuk berinvestasi dan menanamkan modalnya di Trenggalek, apalagi dengan adanya pembangunan Jalur Lintas Selatan (JLS) dan Bandara Dhoho Kediri.
"Tahun ini sudah ada beberapa investor baru yang sudah penjajakan salah satunya dari Vietnam yang akan berinvestasi pengolahan durian," tandasnya.