Suara tabuhan rebana mengiringi pergantian tahun 1 Muharam 1445 Hijriah atau biasa disebut dengan 1 Suro. Hari besar islam itu disambut antusias masyarakat muslim Trenggalek.
Pada malam grebeg Suro di Trenggalek, sekitar 500 orang padati jalan utara alun-alun dengan membawa rebana, lampion dan beberapa obor serta patung unta besar.
Suara sholawat melantun di sepanjang jalan kurang lebih 1 kilometer untuk menuju garis finish di depan Masjid Agung Baiturrahman Trenggalek di Kelurahan Ngantru, Kecamatan Trenggalek.
Prayitno, Ketua Panitia Grebeg Suro Trenggalek, menerangkan yang mengikut agenda itu adalah masyarakat dan santri. Sehingga, kurang lebih 500 orang merayakan dan menyambut 1 Muharam.
"Kegiatan ini dibuka dengan doa akhir tahun dan awal tahun diikuti jamaah masjid," terangnya saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon.
Katanya, setelah rombongan kirab rebana sampai di halaman Masjid Baiturrahman Trenggalek akan mengikuti tabligh akbar dan diisi oleh Habib dan Umara.
"Sholawat akan diisi oleh Habib Haydar dari Surabaya. Kemudian, untuk ceramah diisi oleh Habib Maher dari Yaman," paparnya.
Tambahnya, acara grebeg suro sudah dua kali dilakukan di Trenggalek. Tahun kedua ini lebih meriah daripada tahun sebelumnya, diharapkan masyarakat mampu merefleksi pergantian tahun Hijriyah.
"Semoga dapat bermanfaat untuk umat di Trenggalek, seperti tema yang kami usung Manunggaling Roso Tumuju Swargo," ujarnya.