Kabar TrenggalekKabar Trenggalek

Press ESC to close

Forum Komunikasi Diniyah Tanwiliyah Berpendapat Refocusing Anggaran Bos Madin Trenggalek Bukan Keputusan yang Tepat

Kabar Trenggalek - Tak hanya wakil rakyat, forum komunikasi diniyah tanmiliyah (FKDT) juga menyayangkan keputusan pemerintah kabupaten (Pemkab) Trenggalek yang memangkas habis untuk refocusing anggaran bantuan operasional siswa (BOS) Madrasah Diniyah (Madin). FKDT menyebut, hal itu tak sepadan dengan perjuangan para guru dalam membentuk mental dan akhlak generasi penerus.Ketua FKDT Cabang Trenggalek Ali Muhtar mengatakan, Madin adalah salah satu lembaga yang berjasa besar untuk negara. Menurutnya, sebelum Indonesia berdiri, Madin sudah ada. Sehingga jasa Madin tak terukur lagi untuk Indonesia. Dalam kenyataan, kata dia, jasa itu pun tak sebanding dengan sikap pemkab yang memangkas anggaran Bantuan Penyelenggaraan Pendidikan Diniyah dan Guru Swasta (BPPDGS). "Tidak harus begitu, jasa lembaga ini terhadap negara itu luar biasa. Kalau saat ini anggaran Diniyah itu terkena refocusing dan dihabiskan, itu sangat keterlaluan," ungkapnya.Gus Ali -sapaan Ali Muhtar- mengaku, BOS Madin untuk Kabupaten Trenggalek dialokasikan sejak 2010. Besaran anggarannya, kata dia, sekitar Rp 2,5 Miliar (M). Anggaran itu tak begitu besar untuk memenuhi kebutuhan kelembagaan Madin dan honor guru. Berdasarkan tingkatannya, tiap BOS Madin untuk satu santri mulai Rp 15 - 25 ribu per bulan. "Sehingga per guru hanya Rp 300 ribu per bulan," jelasnya.Pihaknya menyadari, efek pandemi Covid-19 yang membuat refocusing anggaran. Namun, refocusing anggaran bukan dengan memangkas habis BOS Madin. Hal itu tak sepadan dengan guru-guru yang selama ini ikhlas mengajarkan pendidikan agama ke santri-santri, meski dengan insentif yang minim. "Paling tidak dari yang 11 bulan, itu separo atau seperempatnya. Kasihan guru-guru Madin dan lembaga Madin," ucapnya.Menindaklanjuti hal itu, kata Gus Ali, pihaknya sudah berkoordinasi dan merapatkannya dengan DPR Komisi E. Waktu dekat, akan ada rapat dengan Gubernur Jatim. FKDT berharap anggaran BOS Madin dapat dipulihkan lagi. "Semoga pemangku kebijakan, jika itu bisa diolah lagi. Maka bisa diperbaiki untuk kelembagaan dan guru-guru Madrasah Diniyah," tutupnya.Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Trenggalek Totok Rudijanto mengatakan, anggaran BOS Madin dari pemkab masih punya kesempatan untuk dikembalikan pada perubahan anggaran keuangan (PAK) nanti. "Kalau dikembalikan sebelum PAK tidak bisa, karena refocusing anggaran sudah final," ujarnya.

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang wajib diisi ditandai dengan *