Langit di Kabupaten Trenggalek dihiasi sebuah pemandangan yang membuat orang-orang takjub, yaitu bulan super atau supermoon. Unit Analisa Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menjelaskan fenomena bulan super di Trenggalek malam ini, Jumat (01/09/2023).
Momen bulan super di langit Trenggalek ini dimanfaatkan oleh masyarakat untuk menyaksikan ataupun mendokumentasikannya. Info BMKG, bulan terlihat lebih besar dari biasanya pada beberapa kesempatan tertentu dalam siklus gerakan bulan di langit.
"Supermoon terjadi ketika bulan purnama atau bulan baru berada pada titik terdekatnya dengan Bumi dalam lintasan orbitnya yang elips. Ada beberapa alasan mengapa bulan terlihat lebih besar," terang BMKG saat dikonfirmasi Kabar Trenggalek.
BMKG menjelaskan, kondisi pertama yaitu orbit bulan yang elips. Orbit bulan bukanlah lingkaran sempurna tetapi lebih mirip elips. Oleh karena itu, ada perbedaan jarak antara bulan dan bumi.
"Terdapat perbedaan jarak antara bulan dan Bumi ketika bulan berada pada titik terdekatnya (perigee) dan ketika bulan berada pada titik terjauhnya (apogee). Ketika bulan berada di perigee, itu akan terlihat lebih besar di langit," jelas BMKG.
Kondisi kedua, lanjut BMKG, yaitu efek ilusi. Ketika bulan berada rendah di horizon, terjadi fenomena yang disebut 'efek ilusi bulan', sehingga otak manusia merasa bahwa bulan lebih dekat.
"Otak manusia merasakan bahwa bulan yang dekat dengan objek di latar belakang seperti pohon, bangunan, atau gunung terlihat lebih besar. Ini membuat bulan terlihat lebih besar ketika berada di dekat horizon daripada ketika tinggi di langit," terang BMKG.
Kondisi ketiga adalah perbandingan visual. Ketika bulan lebih dekat dengan perigee, orang-orang dapat membandingkannya dengan objek bumi di dekatnya seperti pohon, bangunan, atau pegunungan.
"Karena perbandingan visual ini, kita cenderung menganggap bulan yang dekat dengan objek bumi ini lebih besar," kata BMKG.
Menjawab pertanyaan fenomena bulan super di Trenggalek sampai kapan, BMKG menyampaikan, fenomena ini akan selesai seiring dengan menghilangnya fase purnama.
"Supermoon terlihat lebih besar dan lebih terang daripada bulan purnama biasa. Perbedaannya mungkin tidak terlalu mencolok bagi mata manusia tanpa peralatan optik," tandas BMKG.