Akan ada pemandangan langit malam Trenggalek yang menakjubkan dan hanya bisa terlihat saat gelap: benar-benar terhindar dari polusi cahaya. Pemandangan menakjubkan tersebut adalah gugusan bintang-bintang Galaksi Bima Sakti.
Mengutip dari Infoastronomi.org, Galaksi Bima Sakti menjadi rumah 400 miliar bintang yang berterbangan.Termasuk bumi, tempat tinggal kita yang senantiasa mengitari matahari pada orbitnya.
Matahari kita sebagai bintang utama di tata surya menjadi sumber energi terbesar di bumi, dan ternyata matahari kita di galaksi ini tidak sendirian.
Sebelumnya, mengutip dari laman NASA, galaksi sebuah kumpulan besar gas, debu, dan miliaran bintang beserta tata suryanya, semuanya disatukan oleh gravitasi.
Tak hanya ada bintang, dalam sebuah galaksi juga terdapat sebuah sistem bintang dengan ukuran yang sangat besar, susunan terdiri dari bintang-bintang dan jumlahnya tak terhitung.
Selain itu, di dalam galaksi juga terdapat planet, cluster, asteroid, nebula, komet hingga debu-debu kosmik dan gas yang berterbangan di alam semesta yang sangat luas.
Sebagai informasi, Galaksi Bima Sakti berdiameter 100.000 tahun cahaya atau 950.000.000.000.000.000 km (baca: sembilan ratus lima puluh kuadriliun). Jadi, matahari adalah titik kecil seperti debu diantara banyaknya bintang di langit malam.
Dalam alam semesta yang sangat luas dengan didominasi material gelap, membuat cahaya bintang-bintang yang berkumpul dalam sebuah galaksi begitu gemerlap. Selayaknya kunang-kunang di langit yang tak terhitung jumlahnya.
Sayangnya, untuk melihat pemandangan langit Bima Sakti yang dipenuhi bintang-bintang ini sering terlewatkan begitu saja. Entah kita terlalu sibuk dengan urusan dunia atau tidak memiliki kesempatan untuk menyaksikannya.
Saat Paling Tepat Melihat Galaksi Bima Sakti
Saat yang tepat untuk melihat gugusan bintang di Galaksi Bima Sakti adalah malam hari. Termasuk di Trenggalek, kita ternyata juga bisa melihatnya dengan mata telanjang dan atau menggunakan teleskop.
Sayangnya, tiga syarat yang harus dipenuhi agar warga Trenggalek untuk dapat menyaksikan pemandangan langit yang menakjubkan ini.
Adapun ketiga syarat untuk melihat bintang-bintang di Bima Sakti di Trenggalek sebagai berikut:
1. Cuaca Cerah
Cuaca yang cerah dan langit malam yang tidak ditutupi oleh mendung adalah syarat yang pertama. Jika langit cerah tanpa terhalangi awan, maka pandangan akan bisa bebas dari penghalang.
Seluruh penjuru langit akan tampak begitu jelas dari Kutho Alen-alen Trenggalek. Bintang yang bergemerlap akan menghiasi langit dengan syahdunya.
Untuk memenuhi syarat yang pertama ini relatif gampang, kita tinggal menyaksikan langit malam pada musim kemarau.
2. Pada saat Musim Bima Sakti
Sebenarnya sepanjang tahun gugusan bintang atau Selempang Bima Sakti senantiasa dapat disaksikan dari bumi. Namun, ada kalanya selempang tersebut terbit saat siang hari sehingga cahayanya kalah dengan cahaya matahari.
Ada sebuah istilah dalam dunia astronomi, yakni Musim Bima Sakti. Melansir dari laman Capture The Atlas, Musim Bima Sakti adalah saat-saat yang tepat untuk dapat menyaksikan bagian tengah (pusat) dari Bima Sakti di malam hari yang dikelilingi gemerlap cahaya.
Sebagai informasi, galaksi kita berbentuk sepiral dan lokasi bumi tidak terlalu ke tengah serta tidak terlalu di pinggiran.
Musim Bima Sakti terjadi antara bulan Februari sampai awal bulan Oktober. Sementara, di bulan Februari dan Maret kurang terlalu ideal karena di Trenggalek bisa saja hujan sehingga tidak memungkinkan.
Untungnya lagi, karena lokasi Trenggalek yang tidak terlalu jauh dengan garis katulistiwa, membuat musim Bima Sakti bisa berlangsung lama.
Berbeda dengan wilayah yang berada belahan di utara maupun selatan yang cukup jauh dari garis khatulistiwa.
Selain itu, waktu yang tepat untuk menyaksikan Bima Sakti adalah saat menjelang tengah malam sampai fajar. Jadi, saat menjalankan sahur untuk puasa ramadhan nanti, Anda bisa menyaksikan pemandangan langit malam yang indah.
3. Bebas dari polusi cahaya
Syarat terakhir untuk dapat menyaksikan pemandangan Galaksi Bima Sakti haruslah di tempat yang gelap dan terbebas dari polusi cahaya.
Dari sekian syarat yang sudah disebutkan, jika suatu wilayah terdapat polusi cahaya maka untuk menyaksikan galaksi Bima Sakti menjadi gagal, kecuali dengan bantuan teleskop.
Polusi cahaya ini berasal dari berbagai sumber seperti lampu penerangan jalan, lampu rumah, dan lain-lain.
Oleh sebab itu, untuk dapat menyaksikan pemandangan langit malam yang dipenuhi cahaya bintang, maka masyarakat Trenggalek harus kompak mematikan semua lampu di malam hari.
Sehingga akan menjadi gelap dan dapat dengan mudah menyaksikan pemandangan langit yang begitu memukau.
Selain mematikan lampu, ada alternatif lain. Yakni pergi ke tempat yang tinggi dan terhindar dari polusi cahaya. Seperti di pegunungan yang jauh dari pemukiman.
Tentunya pergi ke tempat seperti ini cukup merepotkan bagi yang belum terbiasa. Karena kita juga harus mendirikan tenda dan berkemah di alam terbuka.