Dua Tahun Tanpa Pengunjung, Geliat Konservasi Penyu di Trenggalek Tetap Lanjut
Kabar Trenggalek - Dua tahun tanpa pengunjung, konservasi penyu di Pantai Taman Kili-Kili, Kecamatan Panggul, Trenggalek, tetap berjalan semestinya, Senin (23/05/2022).Salah satu pegiat konservasi penyu di Trenggalek adalah Ari Gunawan. Ari tergabung dalam Kelompok Masyarakat Sadar Wisata (Pokmaswas) konservasi penyu. Ia mengatakan, tidak ada pengunjung selama dua tahun ini.Akan tetapi, kata Ari, kegiatan konservasi penyu, hingga pelepasan tukik di pantai tetap terus dilakukan. Walaupun konsep awalnya adalah mengenalkan masyarakat seputar konservasi."Mau bikin event [kegiatan] pelepasan tukik [anak penyu] tidak bisa, jadi ya kami sendiri lepaskan di laut," ungkap Ari saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon.Ari mengatakan, saat ini dirinya beserta kawan sejawatnya sudah mulai memahami dunia konservasi penyu itu.[caption id="attachment_13999" align=aligncenter width=1080] Tukik, anak penyu, yang dilepas di Pantai Taman Kili-Kili Trenggalek/Foto: Dokumen Ari Gunawan[/caption]Ari dan teman-temannya butuh waktu tak singkat untuk memahami konservasi penyu. Ari mengatakan, ia dan teman-temannya butuh waktu 11 tahun untuk belajar konservasi penyu."Waktu dulu tahun 2016 belum paham tentang dunia konservasi, setelah menetas langsung tak lepas," ujarnya.Pengalaman itu sudah tak lagi terulang kembali. Hingga kini, konservasi yang dinahkodai mampu melepaskan penyu sebanyak 6.000 ekor per tahunnya."Biasanya puncak penyu bertelur dan menetaskan anaknya itu pada bulan juni, dan saat ini belum bulan juni ada 2 ribu lebih telur penyu," kata Ari.Ari mengaku, konsep konservasi tahun ini beda jauh pada tahun sebelumnya. Saat ini, dalam jarak 3 setelah telur menetas, maka langsung dilepas."Beda dengan dahulu, kala dahulu kami tampung dan sekarang tidak, jarak 3 hari setelah menetas, kami lepas," ujar Ari yang sudah menekuni konservasi sejak tahun 2011 silam.
Kabar Trenggalek Hadir di WhatsApp Channel Follow